Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar
RIAU1.COM - Wali Kota Erman Safar mengakui perilaku seks menyimpang marak terjadi di Bukittinggi dan dia komit untuk memberantas penyakit masyarakat itu.
Wako tak menampik dan buka-bukaan soal masalah yang menurutnya sudah sangat mengkhawatirkan.
“Begitulah faktanya. Kami di Bukittinggi fokus ke permasalahan ini, menyampaikan fakta. Ini sudah lama terjadi dan tidak ada yang mengungkap. Saya memilih untuk mengejar masalah ini, karena kami ingin semua pihak menyadarinya, kalau urusan ini tidak akan selesai kalau hanya di pemerintahan dan niniak mamak saja, butuh peran semua pihak sampai lingkungan terdekat,” ungkap Erman Safar, Kamis 22 Juni 2023 yang dimuat Katasumbar.
Erman merasa miris, masih banyak pihak yang tidak peduli dengan masalah ini. Seharusnya, kata dia, semua lini bergerak untuk menumpas penyakit masyarakat, termasuk daerah lain di Ranah Minang.
“Kalau kami diam, tak ada yang peduli. Sampai perilaku menyimpang menerpa keluarga terdekatnya, mereka baru sadar,” jelasnya.
Dia mengatakan, para pelaku seks menyimpang tersebut kebanyakan berasal dari luar Bukittinggi.
“Untuk diketahui, yang kami amankan ini banyak berasal dari luar Bukittinggi. Kami menolak perilaku ini dan kedatangan mereka untuk melakukan aktivitas kotor mereka di kota kami, kami akan buru terus,” tegasnya.
Pemko Bukittinggi sendiri, kata Wako, sejak dua tahun terakhir, gencar kampanyekan bahaya perilaku menyimpang. Hal ini dimulai dari satuan pendidikan. Seluruh SD dan SMP negeri diberikan tambahan muatan lokal. Mulai dari pelajaran BAM dan 4 pelajaran agama, Bahasa Arab, Aqidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah Islam.
“Ini untuk benteng anak anak kita. Tapi bagaimana dengan kota kabupaten lain? Sampai kapan mau seperti ini? Orang berpikir di Minang ini baik baik saja. Padahal ngeri sekali,” ungkapnya.
Erman Safar berharap, orang tua juga harus berperan lebih aktif lagi. Anak anak harus diberikan edukasi tentang perilaku menyimpang, sejak mereka mulai mengerti bahasa. Agama sudah harus tertanam lebih awal sebelum anak mengenal gadget.
“Kalau tidak, nanti kita akan menyesal seumur hidup. Mana yang dilarang, mana yang boleh dalam agama, sudah harus lebih awal diketahui oleh anak anak sebelum mereka mengakses media sosial termasuk youtube dan game. Ayo kita bergerak bersama. Masalah ini kalau disembunyikan, ibarat gelindingan bola salju,” pungkasnya.
Sebelumnya Bukittinggi dihebohkan pemberitaan mengenai adanya seorang anak terlibat inces dengan ibu kandungnya.
Mundur ke belakang, Satpol PP Bukittinggi juga kerap mengamankan pasangan LGBT. Bahkan kasus LGBT ini kian mengkhawatirkan, sebab Polresta Bukittinggi baru-baru ini juga berhasil mengamankan seorang muncikari yang menjual pria dewasa ke penyuka sesama jenis.*