Videonya Viral, Guru SD Lima Puluh Kota Beri Penjelasan

21 Juli 2023
Tangkapan layar guru dan murid SD di Lima Puluh Kota yang videonya viral

Tangkapan layar guru dan murid SD di Lima Puluh Kota yang videonya viral

RIAU1.COM - Guru Sekolah Dasar (SD) Negeri 07 Sariak Laweh, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota Fermini Wulansari akhirnya angkat bicara terkait videonya yang viral.

Video viral tersebut berkaitan dengan siswa SD berkata kasar dan tidak pantas kepada gurunya.

Fermini Wulansari seperti dimuat Katasumbar mengatakan, sesuai tindak lanjut dan pertemuan dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota, Koordinator Wilayah, dan perangkat Nagari setempat permasalahan dimaksud telah dinyatakan selesai.

Fermini juga sudah membuat video berisi permintaan maaf, pada Selasa (18/7/2023).

Fermini membantah tidak melakukan pemukulan pada siswa bersangkutan menggunakan penggaris.

Apalagi, lanjutnya, ia merupakan guru kelas 4. Sedangkan siswa bersangkutan saat ini duduk di kelas 6.

“Tidak ada interaksi belajar mengajar secara langsung setiap hari dengan siswa dimaksud,” katanya melalui keterangan tertulis, Kamis (20/7/2023).

Fermini melanjutkan, terkait dirinya terlambat datang ke sekolah bukanlah hal yang sering dilakukan atau bahkan kesengajaan.

“Saya merupakan CPNS guru tahun 2019 di Kabupaten Lima Puluh puluh Kota. Setiap akhir pekan, saya harus pulang ke Kota Padang untuk bertemu suami dan anak saya,” kata dia.

“Kemudian setiap Senin pukul 04.00 WIB saya kembali ke Lima Puluh Kota dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam untuk kembali mengabdikan diri sebagai pengajar,” sambungnya.

Ia mengakui memang beberapa kali sempat terlambat karena macet. Apalagi angkot menuju sekolah juga susah.

“Dengan kondisi itu, saya yang sebelumnya tidak pandai memakai motor, mulai belajar agar bisa ke sekolah dengan cepat. Hal itu pun juga sudah saya sampaikan untuk permintaan dispensasi pada kepala sekolah,” ujarnya.

Fermini menegaskan, tidak ada maksud untuk memperkeruh permasalahan ini.

“Saya sepakat jika permasalahan ini ditutup karena juga menjadi beban psikologis bagi saya,” ujarnya.*