Tardisi Manampuang Kurban di Agam/Katasumbar
RIAU1.COM - Dalam pembagian daging hewan kurban Idul Adha, warga Jorong Sitingkai, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuah Agam memiliki tradisi unik.
Mereka tidak membagi daging lewat kupon, namun melalui tradisi Manampuang.
Tradisi kuno ini diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tak diketahui kapan pertamakali sistem ini dilakukan.
Manampuang yang dalam bahasa Indonesia berarti menampung, dilakukan dengan cara membagikan daging kurban ke kantong plastik yang telah disediakan tiap warga.
Keunikannya, yang mendapat daging kurban bukan per- KK, namun dihitung jumlah jiwa dalam satu rumah.
Misal, di satu rumah ada 5 penghuni, maka yang berhak menerima daging adalah 5 jiwa pula.
Kegiatan unik ini diawali dengan gotong royong menyembelih hewan kurban pada Senin 17 Juni 2024. Ada 4 ekor sapi dan 3 kambing yang disembelih.
Setelah hewan kurban dipotong dan akan dibagikan, maka warga berbaris rapi di kanan-kiri jalan menanti jatah daging. Panjang antrian mencapai ratusan meter.
Barisan ratusan warga menanti daging kurban. Sejumlah pria yang bertindak sebagai panitia, mengambil daging itu dan membawanya menggunakan gerobak sambil mengisi daging ke kantong plastik warga.
“Kita tetap pertahankan tradisi ini, sebab inilah cara pembagian daging kurban yang paling adil dan merata,” ungkap salah satu panitia, Heru Nofriandi.
Dia mengatakan, tetap akan mempertahankan tradisi ini karena berpotensi menjadi ikon wisata religi maupun budaya.*