Dampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi/BBC.com
RIAU1.COM - Masyarakat Kabupaten Agam Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat (5/4) sore kemarin dikejutkan oleh banjir lahar dingin.
Menurut Badan Penanggungalangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, setidaknya bencana ini menghantam tiga desa.
Ketiga desa atau Nagari tersebut adalah Sungai Pua, Bukik Batabuah dan Canduang Koto Laweh.
Titik terparah berada di Nagari Bukik Batabuah. Di sini terdampak banyak rumah, kendaraan hingga lahan pertanian warga.
Bencana banjir lahar dingin ini tidak terlepas dari tingginya aktifitas erupsi Gunung Marapi dalam beberapa waktu belakangan.
Sebab material banjir lahar dingin, utamanya terbentuk dari letusan gunung yang pada 3 April lalu sempat mencapai 1,5 kilometer dari mulut kawah.
Akibat erupsi pekan ini, Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy melalui BBC Indonesia menyebut, banyak pasir halus yang menempel di kawah Marapi.
Ia menjelaskan, pihaknya sudah memperkirakan bahwa hujan besar akan menyeret abu vulkanik tersebut ke 23 sungai yang berhulu di Marapi.
“Tercatat sudah 500 ribu kubik pasir yang menempel di kawah. Jadi BPBD Agam dan Tanah Datar sudah mengantisipasi dengan membuat peringatan dini jika hujan besar terjadi dan berpotensi menurunkan lahar itu,” sebut dia yang dimuat Katasumbar.
Sejauh ini, sebutnya, BPBD Sumbar sudah membuat mitigasi banjir lahar dingin di sekitar Marapi sebelum kejadian hari ini.
Pihak BPBD Sumbar bekerja sama dengan BMKG untuk membuat simulasi banjir lahar dingin.
“Kami memprediksi, misalnya kalau pasir halus yang menumpuk mencapai 500 ribu kubik, jangkauan banjir lahar dingin akan sampai daerah mana,” jelasnya.
BPBD pun telah menyerahkan hasil simulasi dan pemetaan itu kepada lembaga pemerintahan terkait di tingkat kabupaten.
“BPBD Agam dan Tanah Datar sudah tahu itu. Kami juga minta masyarakat di sekitar sungai untuk waspada. Banjir lahar dingin tidak bisa dihindari. Kalau hujan besar, pasti akan mengalir ke bawah,” papar Rudy.*