Seratus Lebih Rumah Warga Agam Sumbar Rusak Akibat Banjir Bandang

13 Mei 2024
Kawasan terdampak banjir bandang di Agam Sumbar/Antara

Kawasan terdampak banjir bandang di Agam Sumbar/Antara

RIAU1.COM - Banjir bandang dan banjir lahar dingin yang menerjang Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) Sabtu 11 Mei 2024 malam menimbulkan dampak kerusakan yang cukup signifikan.

Data Posko BPBD Agam di kawasan SDN 08 Kubang Duo Koto Panjang hingga Ahad 12 Mei 2024 sore, korban meninggal dunia di Agam berjumlah 20 orang.

Selain itu, 16 warga Agam juga mengalami luka-luka, bahkan ada yang dirujuk ke rumah sakit di Padang karena luka-lukanya sangat berat.

Masih dari data BPBD Agam yang dimuat Katasumbar, banjir bandang ini merusak banyak bangunan.

Di Jorong Kapalo Koto misalnya, banjir bandang membuat 7 rumah warga rusak berat dan satu rumah warga rata dengan tanah.

Bencana ini juga merusak sekitar 20 hektare lahan pertanian di Jorong Kapalo Koto.

Sementara di Jorong Galuang Kecamatan Sungai Pua, banjir bandang juga merusak 1 masjid dan 1 Sekolah TK.

Tak hanya itu, 10 rumah di Jorong Galuang ini mengalami rusak berat dan 15 rumah mengalami rusak ringan.

Selain itu, lebih dari seratus rumah warga lainnya di Agam juga terdampak banjir bandang.

Menurut Edi Widodo (43), warga Simpang Bukik Nagari Bukik Batabuah, Agam, banjir bandang kali ini terparah sepanjang hidupnya.

Akibat banjir bandang ini, mertua dan ponakannya tak selamat dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

“Saat kejadian, banyak warga yang ke luar rumah untuk mencari tempat perlindungan. Saat itulah mereka terseret derasnya air yang datang terlalu cepat,” ujar Edi Widodo, Minggu 12 Mei 2024.

Tak hanya air yang bercampur lumpur, material banjir bandang juga menyeret batu besar hingga seukuran mobil.

Jumlahnya tidak hanya satu, tapi ada puluhan batu besar yang berbobot sekitar ratusan kilogram hingga lebih 1 ton.

Menurut warga sekitar, tak ada batu besar itu di dekat rumah warga.

Mereka meyakini jika batu besar itu selama ini berada dalam sungai di atas pemukiman yang terdampak.

“Perkiraan saya, batu besar itu terseret sejauh 3 hingga 4 kilometer dan terhenti di Simpang Bukik ini,” tutur Edi.*