Puluhan Pendaki Meninggal karena Letusan Marapi, BKSDA Sumbar Klaim Sudah Beri Peringatan
Gunung Marapi Sumbar (Instagram.com/fakboy_sejati2021)
RIAU1.COM - Sebanyak 23 pendaki terdata peninggal dunia akibat letusan Gunung Marapi pada Ahad (7/12) lalu.
Dilaporkan ada 75 orang pendaki yang beraktifitas di kawasan gunung. Namun 52 di antaranya berhasil selamat.
Keberadaan pendaki di Gunung Marapi saat erupsi tersebut menimbulkan pertanyaan dari banyak pihak.
Sebab, sejak tahun 2011 lalu, gunung yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Agam tersebut berstatus Level II alias Waspada.
Dengan kondisi demikian, pendakian Gunung Marapi mendapat kritikan, dan disebut telah menyalahi aturan.
Merespons kritikan tersebut, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar sebagai pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Marapi mengaku sudah memberi peringatan.
Plh Kepala BKSDA Sumbar, Dian Indriati mengatakan, peringatan diberikan saat pendaki akan memulai pendakian.
“(Petugas) telah memberi arahan kepada para pendaki,” katanya dikutip Katasumbar dari BBC News Indonesia.
Sebut dia, peringatan disampaikan sejak pendaki mendaftar untuk mendapatkan Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi (Simaksi).
Menurut Dian, pada proses itu juga tertera SOP dan aturan pendakian.
“Jika ada pendaki yang merasa tidak diberikan pemahaman ini, akan menjadi bahan evaluasi kami,” sebut dia.
Padahal, larangan tersebut tertera jelas dalam rekomendasi yang diberikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG).
Namun demikian, BKSDA Sumbar mengaku peringatan tersebut ada dalam papan peringatan yang terpasang dalam kawasan gunung.
“Dengan adanya papan peringatan dan larangan itu sudah semestinya menjadi imbauan bagi mereka.”
“Dan ini selalu disampaikan oleh petugas kami untuk berhati-hati, jaga keselamatan, dan jangan mendekati kawah,” tukasnya,*