Lokasi Tambang PT NAL yang meledak
RIAU1.COM - Berdasarkan penjelasan Kabid Humas Polda Sumatera Barat Kombes Pol Dwi Sulistyawan, saat ini penyidik terkendala melanjutkan proses penyelidikan akibat lubang tambang batubara milik PT Nusa Alam Lestari (NAL) yang meledak di Kota Sawahlunto pada Jumat (8/12) masih belum dapat diakses.
“Kita belum dapat masuk ke lokasi tempat kejadian perkara karena lubang tambang masih rusak. Saat ini masih diajukan anggaran ke Kementerian ESDM untuk membuka agar petugas dapat masuk ke lokasi kejadian,” kata dia, Kamis (22/12).
Ia mengatakan, Inspektorat Tambang mengajukan anggaran. Jika sudah ada anggaran, maka lubang tersebut diperbaiki agar petugas dapat masuk melakukan pemeriksaan.
Menurut dia lagi, penyidik harus masuk ke dalam lubang tambang batubara tersebut untuk memastikan api yang membuat letupan dan membakar lubang itu disebabkan oleh apa.
“Banyak kemungkinan yang mungkin menjadi penyebab mulai dari puntung rokok, korek api atau korsleting listrik akibat sistem listrik yang rusak dan sebagainya. Kita akan terus laporkan hasil penyelidikan yang dilakukan atas kejadian ini,” kata dia.
Sementara itu, untuk kegiatan produksi di tambang milik PT NAL ini tidak boleh beroperasi dalam satu bulan ke depan dan untuk saksi yang telah diperiksa penyidik sebanyak 11 orang.
Ia menyebutkan, 11 saksi tersebut jabatan yang paling tinggi diperiksa adalah Kepala Teknik Tambang (KTT) PT NAL. Termasuk korban yang selamat tiga orang yang sudah pulang ke rumah usai mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Menurut dia, hasil pemeriksaan sementara ledakan terjadi di lubang tambang tersebut akibat tingginya gas metan bertemu percikan api.
Sebelumnya, Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono menegaskan agar seluruh tambang ilegal yang ada di provinsi tersebut agar mengurus seluruh perizinan agar dapat beroperasi dan bagi yang sudah berizin agar tertib menjalankan operasi di lokasi yang tepat dan jangan keluar dari zona yang ada.
“Kita lakukan sosialisasi lalu lakukan patroli untuk memeriksa perizinan tambang. Jika masih tetap melakukan pelanggaran, akan ditindak secara tegas,” katanya.
Sebelumnya, tim gabungan telah mengevakuasi korban ke-10 meninggal dunia akibat ledakan tambang batu bara di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat pada Jumat.
Kepala Seksi Operasional Basarnas Padang, Octavianto mengatakan, korban kesepuluh ini dievakuasi sekitar pukul 18.00 WIB. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan jenazah telah dibawa ke rumah sakit untuk kebutuhan visum.
“Kemudian nantinya diserahkan ke pihak keluarga. Kami akan briefing dan memastikan apakah ada korban lanjutan atau lainnya. Setelah itu dilakukan penutupan (operasi SAR),” katanya.
Dari data keseluruhan, seluruh pekerja yang berada di lokasi kejadian ternyata berjumlah 14 orang. Empat korban dinyatakan selamat, 10 orang dinyatakan meninggal.*