Salah satu rel kereta api non aktif di Sumbar
RIAU1.COM - Saat ini kondisi jalur kereta api non aktif di beberapa daerah di Sumatera Barat (Sumbar) sangat memprihatinkan.
Pasalnya, seringnya terjadi pencurian rel dan banyaknya bangunan liar yang berdiri di atas rel. Baik bangunan semi permanen, bangunan permanen (ruko) dan bangunan lainnya.
Sebab itu, Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas II Padang melalui Satuan Pelayanan (Satpel) tengah fokus meningkatkan pengawasan terhadap aset perkeretaapian yang ada di beberapa daerah di Sumbar. Khususnya menjaga jalur-jalur kereta api non aktif saat ini.
“Sangat miris dengan banyaknya kejadian pencurian rel dan juga banyaknya pembangunan liar yang sering terjadi. Sebab itu, kita akan fokus dalam penanganan dan pengawasan aset ini,” ujar Kepala BTP Padang Supandi dikutip dari situs Kementerian Perhubungan, Rabu (26/7/2023) yang dimuat Langgam.id.
Supandi mengatakan, bahwa pada 2022, pihaknya mencatat ada enam kasus pencurian rel yang tersebar di beberapa titik. Mulai dari Stasiun Padang Panjang- Stasiun Singkarak-Stasiun Kacang-Stasiun Solok hingga Stasiun Muaro Kalaban.
Empat kasus di antaranya, terang Supandi, sudah sampai pada putusan pengadilan. Sedangkan dua kasus lagi masih dalam proses pencarian oleh pihak kepolisian setempat.
Supandi menyebutkan, hingga pertengahan tahun ini, BTP Padang juga telah mencatat ada enam kasus pencurian rel.
"Dengan banyaknya kejadian pencurian tersebut dari tahun 2022 hingga saat ini, kerugian negara ditaksir sekitar Rp3,3 miliar," ucap Supandi.
Selain kejadian pencurian rel, kata Supandi, saat ini di beberapa daerah yang dilewati jalur non aktif kereta api juga banyak masyarakat yang melakukan pembangunan di atas aset perkeretaapian di Sumbar.
Kondisi tersebut seperti ditemukan di lintas Padang Panjang-Bukittingi-Payakumbuh hingga Limbanang dan beberapa daerah lainnya.
“Saat ini BTP Padang memiliki perpanjangan tangan di tiga wilayah di Sumbar yang memiliki jalur kereta api yakni Satpel Sawahlunto, Satpel Padang Panjang, dan Satpel Pariaman. Ketiga satpel ini berperan aktif dalam menjaga dan mengawasi aset perkeretaapian kita,” bebernya.
Selain akan fokus pada pengawasan aset, terang Supandi, seperti yang akan dilakukan Satpel Sawahlunto, secara tidak langsung BTP Padang juga turut dalam melestarikan Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WTB BOS) di Sawahlunto yang masuk dalam situs warisan budaya dunia UNESCO Ombilin Cool Mining Heritage Of Sawahlunto sejak tahun 2019.
"Komitmen menjaga dan mengawasi aset negara yang dilakukan BTP Padang ini tidak akan bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Butuh kerjasama nyata dari berbagai pihak termasuk pemerintah daerah (pemda), kepolisian setempat dan juga pastinya masyarakat sebagai penjaga utama aset negara ini," harapnya.*