Masjid Raya Sumbar
RIAU1.COM - Masjid Raya Sumatera Barat diresmikan menjadi kegiatan kawasan Pusat Pembelajaran Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
Artinya Masjid Raya Sumbar yang dinobatkan sebagai masjid dengan arsitektur terbaik di dunia ini, dijadikan sebagai pusat pembelajaran bagi jemaah, mahasiswa, pelajar, maupun masyarakat umum yang ingin belajar mengenai keagamaan dan adat budaya Minangkabau.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi saat meresmikan secara langsung Masjid Raya Sumbar sebagai pusat kegiatan pembelajaran ‘Adat Basandi Syarak’ – Syarak’ Basandi Kitabullah’ (ABS-SBK), Rabu (28/12) seperti dimuat Hariansinggalang.
Berbeda dengan peresmian ABS SBK sebagai pusat pembelajaran sebelumnya, kali ini peresmian tersebut ditandai dengan berbagai peresmian lainnya yang menunjang kualitas pembelajaran ABS-SBK agar lebih baik lagi. Peresmian tersebut antara lain Pojok Edukasi dan Literasi Perbankan Syariah, Pojok Informasi Halal, Layanan Kesehatan dan ambulan gratis, Zona KHAS (Kuliner Halal Aman dan Sehat), Galeri Matrilineal di Gedung Bundo Kanduang, serta Galeri Niniak Mamak di Gedung LKAAM.
Gubernur Buya Mahyeldi mengatakan, sebuah kebanggaan memiliki Masjid Raya Sumatera Barat sebagai ikon wilayah Ranah Minang. Untuk mendukung hal itu, Pemprov Sumbar telah melakukan kajian bersama kerajaan Arab Saudi mengenai Sister Province.
“Alhamdulillah saat ini kita juga punya Gedung Bundo Kanduang dan gedung LKKAM, kedepannya rencananya kita akan bangun gedung MUI disini,” ujar Gubernur.
Pemerintah provinsi melakukan pembenahan di Masjid Raya Sumbar, terutama untuk kebersihan dan keamanan lingkungan. Melalui kegiatan ini, langkah awal pembenahan sudah dilakukan dengan meresmikan beberapa kegiatan pembelajaran ABS-SBK.
“Disamping itu, suatu keuntungan bagi Masjid Raya Sumbar menjadi salah satu desain terbaik di dunia. Karena itu, Pemprov Sumbar berupaya tidak hanya untuk menjadikan masjid raya sebagai tempat ibadah saja namun juga pariwisata syariah,” sebut gubernur.
Selain itu, gubernur mengharapkan masyarakat bisa menerapkan karakter masyarakat yang selalu beribadah tepat waktu juga mengingat filsafat ‘Adat basandi Syarak – Syarak Basandi Kitabullah’. Oleh Karena itu, masjid ini dijadikan sebagai pusat kegiatan yang bermanfaat.
“Harapannya dengan ini bisa menyatukan seluruh potensi masyarakat dan juga berefek serta bersinergi dengan filsafat,” imbuh Gubernur.
“Dan mudah-mudahan dengan launching Mesjid Raya Sumbar sebagai pusat kegiatan ABS-SBK, lebih konkret dengan UU RI No 17 tentang daerah Sumatera Barat yang berlandaskan adat dan falsafah. Semoga kegiatan ini berjalan lancar dan sukses kedepannya,” sebut Gubernur.*