Janji Pemerintah tak Kunjung Terwujud, Petani di Agam Terpaksa Sewa Alat Berat

25 Juli 2024
Lahan sawah terdampak lahar dingin Gunung Marapi Sumbar

Lahan sawah terdampak lahar dingin Gunung Marapi Sumbar

RIAU1.COM - Untuk memperbaiki lahan pertaniannya yang tertimbun material bekas banjir lahar dingin Gunung Marapi, sejumlah petani terpaksa menyewa alat berat.

Salah satunya adalah Basir Sutan Kari Bandaro (80), petani di Jorong Cangkiang, Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Agam.

Basir mengatakan dia terpaksa menyewa alat berat karena belum ada perhatian dari pemerintah soal perbaikan lahannya.

“Belum ada tindak lanjut dari pemerintah sehingga saya terpaksa menyewa alat berat agar sawah ini bisa ditanam kembali,”katanya, Kamis 25 Juli 2024 yang dimuat Katasumbar.

Kemudian, Sawir menyebutkan, sawahnya yang tertimbun memiliki taksiran panen sebesar 40 karung padi.

“Kondisinya sama sekali tak bisa digarap sehingga kita harus berinisiatif untuk memperbaikinya,”sebut Basir.

Lalu dia menjelaskan, alat berat itu disewa dengan tarif Rp 400 ribu per jam. Alat berat itu sudah berada di sawahnya selama dua hari sehingga jumlah biaya yang dikeluarkannya lebih dari R 6 juta.

“Pemerintah hanya berjanji saja, tak mungkin kita menunggu terus. Sementara beras bantuan sudah habis sehingga sawah ini mesti ditanam kembali,” sambungnya.

Basir hanya segelintir petani yang sanggup menyewa alat berat. Sementara, puluhan petani lain tak sanggup menyewa alat berat sehingga hanya pasrah menunggu bantuan dari pemerintah.

Banjir lahar dingin Gunung Marapi terjadi pada Sabtu 11 Mei 2024 lalu. Sedikitnya 67 hektar lahan pertanian di Nagari Batu Taba rusak dan butuh perhatian pemerintah.

Perlu diketahui, lahan pertanian tersebut tertimbun material berupa pasir hitam dan lumpur sehingga hanya bisa dikeruk menggunakan alat berat.*