Uji coba penerapan one way Padang-Bukittingi
RIAU1.COM - Penerapan One Way di Jalur Padang-Bukittinggi dinilai engamat transportasi dari Universitas Bung Hatta, Fidel Miro tidak akan terlalu efektif.
Fidel mengatakan jalur satu arah yang diberlakukan mulai dari Sicincin tersebut terlalu jauh atau panjang rutenya, berbeda dengan kondisi serupa di Puncak, Bogor.
Selain itu, sebut dia, volume kendaraan Padang-Bukittinggi dalam momen lebaran biasanya sangat padat, bahkan kondisi Level of Service (LoS) jalan sudah di atas angka satu atau macetnya kategori parah.
“Saya rasa (One Way) ini tak akan banyak membantu karena volume kendaraan di jalur tersebut biasanya sangat padat dan ini merupakan koridor macet terparah di Sumbar,” ungkap Dosen Transportasi Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bung Hatta tersebut akhir pekan ini seperti dimuat Katasumbar.
Idealnya, kata dia, penerapan One Way dilakukan di perkotaan dengan segmen jalan pendek dan memiliki jalan paralel, bukan di jalur seperti Jalan Raya Padang-Bukitinggi.
Uji coba One Way akan dilakukan pada Sabtu siang ini dengan mekanisme pengendara dari Padang menuju Bukittinggi, melewati Sicincin-Padang Panjang, sementara pengendara dari Bukittinggi-Padang diarahkan lewat Malalak-Sicincin.
Penerapannya secara maksimal akan dilakukan mulai H-3 Lebaran mendatang.
“Saat uji coba tentu belum ramai karena pemudik belum banyak, jadi uji coba ini belum bisa menggambarkan kondisi sesungguhnya saat H-3,” ungkapnya.
Mantan Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Sumbar periode 2019-2022 itu mengatakan, sebaiknya pihak terkait lebih fokus membenahi akar masalah dari jalan tersebut.
“Akses Padang-Bukittinggi ini masuk kategori jalan arteri primer. Kembalikan saja fungsi dengan semestinya untuk kendaraan bergerak,” katanya.
Dia menjelaskan dengan status sebagai arteri primer, harusnya akses jalan hanya untuk lalu lintas atau kendaraan bergerak saja.
“Berarti tidak ada parkir, pasar tumpah, maupun gangguan lain di badan jalan yang menghambat kendaraan. Lebih baik sterilkan ini,” pesan Fidel Miro.*