Jalur Alternatif di Sumbar Macet, Berikut Langkah yang Diambil Gubernur Mahyeldi

Jalur Alternatif di Sumbar Macet, Berikut Langkah yang Diambil Gubernur Mahyeldi

27 Juni 2024
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansarullah

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansarullah

RIAU1.COM - Sejumlah langkah guna mengantisipasi lonjakan kendaraan pada jalur alternatif, terutama via Malalak dan Sitinjau Laut diakui sudah dilakukan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi.

Adapun langkah tersebut yakni, Mahyeldi menginstruksikan jajarannya agar siap siaga 24 jam melihat perkembangan situasi di jalur alternatif.

“Terutama petugas, saya harap standby 24 jam, karena banyak truk-truk besar melalui jalur alternatif,” kata Mahyeldi.

Dia juga meminta agar jajarannya berkoordinasi secara intens dengan pemerintah Kabupaten dan Kota setempat, guna melakukan langkah-langkah antisipasi.

Adapun kemacetan yang terjadi pada dua jalur alternatif itu terjadi karena sejumlah faktor. 

“Iya, karena memang bertepatan dengan adanya pemeliharan di jalan alternatif. Untuk itu, diminta agar lebih ekstra (lagi) petugas mengawasi arus kendaraan,” kata Mahyeldi.

Dia mengaku juga telah menginstruksikan Dishub dan BMCKTR agar berkoordinasi untuk membuat aturan pembatasan jenis kendaraan yang melewati jalur alternatif.

“Dikoordinasikan (bagaimana aturannya), apakah diberlakukan jam-jam tertentu. Tronton (truk ukuran besar) hanya boleh di Sitinjau Laut, mohon disiapkan aturan dan himbauannya,” sebut Mahyeldi via telepon.

Mahyeldi mengimbau agar kendaraan yang membawa pangan, terutama menggunakan truk besar, mempertimbangkan mengganti dengan kendaraan yang lebih kecil, atau bukan tronton.

“Kendaraan yang membawa pangan, (coba) diganti dengan yang (lebih) kecil. Namun, jangan sampai naik harga barang (dipertimbangkan), karena kendaraan pengangkutnya dialihkan,” kata Mahyeldi.

Pihaknya sendiri standby dalam memantau peristiwa yang terjadi di jalur alternatif, terutama jalur Malalak dan Sitinjau Laut. “Kita pantau terus, bagaimana langkahnya, bagaimana antisipasinya, harus saling koordinasi,”demikian Mahyeldi.*