Tol Padang-Sicincin/ Dok.PT Hutama Karya
RIAU1.COM - Guna mempercepat proses pembebasan lahan tol Padang-Sicincin, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat sempat mengucurkan anggaran khusus.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Provinsi Sumbar, Rifda Suriani.
Ia mengatakan, dana yang dikucurkan dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) itu guna membiayai ganti rugi lahan untuk Exit Tol Tarok City.
“Bantuan itu diberikan berdasarkan permohonan yang sebelumnya telah diajukan oleh Pemkab Padang Pariaman kepada Pemprov Sumbar,” ujar dia yang dimuat Katasumbar.
Kendati sudah dibantu pembiayaannya, dinamika masih saja terjadi di lapangan. Masalah itu pun berhubungan langsung dengan pemilik lahan.
Rifda menjelaskan, masalah dengan pemilik lahan tersebut terjadi saat tahapan konsultasi perihal penetapan lokasi (Penlok) yang akan dipakai sebagai exit tol.
Menurut Rifda, pemerintah sudah mengundang pemilik lahan untuk hadir dalam konsultasi itu, namun si pemilik berhalangan.
“Ketika dilakukan konsultasi publik, sebagian besar masyarakat telah bersedia lahannya dipakai untuk lahan exit tol.”
“Namun, yang hadir kan belum semua, jadi pemilik lahan yang belum hadir itu, harus kita undang atau datangi kembali,” jelasnya.
Ia menjelaskan, ketika penlok exit tol selesai, maka selanjutnya akan menjadi kewenangan BPN dan Kementerian PUPR untuk memproses kelanjutannya.
Diketahui, masalah pembebasan lahan tol Padang-Sicincin ini pertama kalidiungkap oleh Wakil Direktur PT Hutama Karya (Persero), Aloysius Kiik Ro.
Ia mengatakan, proyek yang sebelumnya ditargetkan beroperasi secara fungsional pada Juli 2024, digeser ke bulan September.
“Kemarin Juli (target fungsional), semua awalnya bisa target Juli, jadi September,” katanya dikutip dari Kumparan.
Adapun pergeseran ini kata dia, terkendala pembebasan lahan. Aloysius mengungkapkan masalah lahan tersebut sudah 90 persen diselesaikan.
Ia menjelaskan, adapun area lahan pembangunan yang belum rampung adalah bagian tengah dan bagian akhir.
“Tapi ada spot yang belum bebas, 2 km di ujung, 4 km di tengah 30-34 (km), nah ini baru di medium Mei baru bisa masuk,” jelas dia.*