BPBD Padang Siapkan Mitigasi Bencana Berbasis Syariah, Seperti Ini Penjelasannya

11 Februari 2023
Ilustrasi/net

Ilustrasi/net

RIAU1.COM - Sebagai upaya memperkuat mitigasi menghadapi bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang tengah menyiapkan mitigasi bencana syariah, disamping mitigasi bencana secara ilmiah.

Berdasarkan keterangan Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang Endrizal, mitigasi bencana syariah pada hakikatnya mitigasi bencana dengan melibatkan potensi lokal.

"Namun juga perlu diiringi dengan kekuatan iman melalui zikir, doa dan pembacaan asmaul husna, dengan ini kita harapkan gempa akan jauh dari kita," ujarnya dikutip dari siaran resmi Diskominfo Padang, Jumat (10/2/2023) seperti dimuat Langgam.id.

Lalu Endrizal menjelaskan, mitigasi bencana syariah dilakukan berupa imbauan kepada masyarakat guna memperbanyak zikir, berdoa dan membaca asmaul husna.
Selanjutnya, memberantas tempat-tempat yang rawan terjadi maksiat yang ada di Kota Padang.

Endrizal menyampaikan pihaknya kembali menggerakkan rumah ibadah menjadi sentral mitigasi bencana.

"Seandainya masjid menjadi sentral mitigasi bencana, biaya operasional terkait itu tidak ada. Setidaknya ada kegiatan satu kali sebulan, maka bisa disosialisasikan kepada masyarakat di dekat musala dan masjid," ujarnya.

Akhirnya tujuan ini tercapai, rumah ibadah akan menjadi shelter dan tempat evakuasi sementara. Namun tentu saja mitigasi bencana harus melibatkan semua stakeholder.

"Sejak lima bulan terakhir kita melibatkan semua orang. Salah satunya kelompok siaga tsunami (kogami), kelompok siaga bencana (KSB), MUI. Semua potensi organisasi kita libatkan agar berjalan sesuai harapan," imbuhnya.

Ia juga menyampaikan berkat memanfaatkan semua potensi telah terbentuk Tsunami Ready Community yaitu komunitas masyarakat yang siap menghadapi tsunami.

"Dua kelurahan yaitu Purus dan Lolong Belanti sudah siap menghadapi itu. Kita sudah sosialisasikan dan menyiapkan 12 indikator tsunami ready community," katanya.

Indikator itu diantaranya adalah peta tsunami, peta bahaya, kelompok inisiator, sosialisasi kepada masyarakat, seluruh rumah tangga harus paham cara menyelamatkan diri.

"Mereka sudah berulang-ulang melakukan simulasi sehingga pada 30 September 2022, tsunami ready community sudah diakui perwakilan Unesco Indonesia,"tutur dia.*