ilustrasi/net
RIAU1.COM - Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) berencana membuat penangkaran buaya di Nagari Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Agam.
Wacana ini dimunculkan mengingat sering terjadi konflik buaya dengan manusia, bahkan sudah mengancam keselamatan manusia.
Berdasarkan keterangan PLT Kepala BKSDA Sumbar, Antonius Vevri, penangkaran penting untuk merelokasi buaya sehingga terhindar dari konflik dengan manusia.
Konflik terjadi akibat semakin sempitnya habitat buaya sehingga satwa itu terganggu dan muncul ke permukaan.
“Bahkan ketika terjadi konflik, kita tak memiliki lokasi untuk merelokasi,” jelasnya saat beraudiensi dengan Bupati Agam, dikutip Katasumbar dari AMCNews, Selasa 29 Agustus 2023.
Dalam membangun penangkaran itu, kata dia, sudah ada tokoh masyarakat setempat yang bersedia membebaskan lahan sekitar dua hektar.
“Dari luas lahan sepertinya cukup untuk membangun gedung, kolam dan tempat parkir di kawasan penangkaran dengan anggaran sekitar Rp11 miliar,” katanya.
BKSDA Sumbar sudah membuat site plannya, dan meminta dukungan kepada Pemkab Agam serta nagari, begitu juga perusahaan kelapa sawit di daerah itu.
Dari site plan itu, penangkaran buaya juga bisa dikembangkan menjadi ekowisata yang bisa dikelola masyarakat.
“Terkait penangkaran buaya ini nanti kita akan lakukan workshop dengan pak bupati. Kita juga berharap Pemkab Agam mengundang pihak perusahaan kelapa sawit,” sebut Antonius.
Bupati Agam, Andri Warman menyambut baik rencana BKSDA Sumbar, yang akan membuat penangkaran buaya di Tiku V Jorong.
“Sudah seharusnya Agam memiliki penangkaran buaya, karena di Tiku V Jorong sering terjadi konflik buaya dengan manusia,” sebutnya.
Dengan begitu, ia mendukung rencana BKSDA Sumbar itu. Ini katanya, pekerjaan berat, yang harus dipersamakan demi kenyamanan masyarakat.
“Ini harus melibatkan semua pihak baik pemerintah, masyarakat maupun perusahaan yang ada,” katanya.
Bahkan ia tertarik dengan penangkaran buaya yang akan dibuat, selain menjamin kenyamanan masyarakat juga bisa dikembangkan jadi ekowisata.
“Tentu nanti ini akan menjadi objek wisata baru di Agam, yang bisa mendorong peningkatan ekonomi ke depan,”sebut dia.*