Ilustrasi/net
RIAU1.COM - Pelaku dugaan penipuan dengan memasok hewan kurban ke sejumlah masjid dan mushala di Bukittinggi, Aldi diburu polisi. Polsek Bukittinggi telah mengirimkan tim gabungan untuk mengejar pelaku.
“Segera setelah menerima laporan, kami mengirim polisi gabungan dan polisi untuk mencari AD. Sekarang tim telah mendeteksi keberadaan AD,” kata kapolsek Bukittinggi Kompol Hj. RitaSuryanti, Senin (11/7) seperti dimuat hariansinggalang.
Kasus hewan kurban yang tidak kunjung diantarkan oleh penyedia sapi korban bernama Aldi terus bertambah.
Informasi yang diperoleh Singgalang selain jemaah Baitul Jannah kelurahan Cimpago Ipuah Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi yang melaporkan hewan kurban datang. Kasus serupa juga terjadi di masjid atau mushalla At Taufik Koto Dalam, Kelurahankel Pulai Anak Air dan Masjid Baiturrahman Kelurahan Bukit Apik.
Kapolsek Bukittinggi Kompol Rita Sunarya membenarkan kasus hewan kurban yang tidak diantarkan oleh penyedianya.
Setidaknya ada tiga lokasi yaitu masjid dan musalla yang hewan kurbanya tidak diantarkan penyedia sapi tersebut.
Ketiga masjid dan musalla itu diantaranya di musalla yang berlokasi di RT O7 RW I Kelurahan Cimpago Ipuah. di kelurahan itu terdapat 4 ekor sapi dan satu ekor kambing yang dipesan pengurus musalla itu ke penyedia sapi bernama Aldi, namun hingga minggu siang sapi yang dipesan tidak kunjung datang.
Akibat peristiwa itu pengurus musala mengalami kerugian sekitar Rp 104 juta dengan rincian satu orang peserta kurban dengan nilai Rp2,8 juta.
Sedangkan di masjid atau musalla At Taufiq terdapat dua ekor sapi yang tidak kunjung diantarkan oleh penyedia sapi yang sama.
Meskipun sapinya tidak datang tapi di lokasi itu tetap dilaksanakan penyembelihan hewan kurban karena pengurusnya dengan cara beriyur langsung membeli hewan kurban.
Akibat kejadian itu pengurus musallah atau Masjid At Taufiq itu mengalami kerugian sekitar Rp 38 juta.
Sedangkan di Bukit Apit terdapat 6 sapi yang tidak kunjung datang dari penyedia sapi yang sama. Namun di musahala itu tetap dapat dilakukan pemotongan sapi, karena keluarga pelaku bersama pengurus musalla membuat perjanjian dengan pemilik sapi. Isinya sapi tetap dibawa pengurus, namun yang membayarnya nanti adalah keluarga pelaku.
Terkait keberadaan pelaku menurut Rita. Sampai saat ini belum diketahui keberadaanya. Karena berdasarkan keterangan keluarga pelaku, pelaku pada Jumat meninggalkan rumah pergi ke Batusangkar untuk membeli sapi. Namun sejak itu tidak ada lagi kabar beritanya. Orang tua pelaku sudah mencoba menghubungi melalui WA. pesan melalui WA itu masuk tapi tidak dibaca. Sedangkan dihubungi melalui HP pelaku dan hp pelaku juga tidak aktif.*