Seperti Apa Penyelenggaran Iven Tour de Siangkarak Tahun Ini? Ini Penjelasan Dispar Sumbar

Tour de Singkarak sebelumnya/Net
RIAU1.COM - Dinas Pariwisata (Dispar) Sumatra Barat (Sumbar) menindaklanjuti keputusan Satgas Covid-19 yang merekomendasikan pembatalan iven balap sepeda internasional Tour de Singkarak (TdS) 2021.
Kepala Dispar Sumbar Novrial seperti dimuat Langgam.id mengatakan, pihaknya menindaklanjuti dengan memberitahukan dan minta rekomendasi lewat surat resmi kepada Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI) ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf).
Melalui PB ISSI nantinya, juga bakal diteruskan informasi kepada UCI (federasi balap sepeda internasional).
“Nanti akan diumumkan di website resmi mereka dan diteruskan informasi kepada negara-negara yang sebelumnya sudah menyatakan minat ikut TdS 2021,” terang Novrial, Selasa (7/9).
Kemudian terang Novrial, pihaknyak juga menyelesaikan sejumlah urusan dengan pihak ketiga yang sudah menandatangani kontrak.
“Saya tentu menyampaikan informasi bahwa Satgas Covid-19 Sumatra Barat tidak merekomendasikan TdS 2021 kepada pihak-pihak yang telah ikut berkontribusi dalam iven ini baik materil dan moril,” ujarnya.
Sebelumnya, Satuan Tugas Covid-19 tidak memberikan rekomendasi izin pelaksanaan balap sepeda internasional TdS 2021. Akibatnya TdS tahun ini dipastikan tidak akan dilaksanakan.
“Jadi tadi kami berdasarkan hasil rapat Satgas Covid-19 telah memutuskan TdS 2021 kita batalkan, dan setelahnya Dinas Pariwisata menindaklanjuti keputusan itu,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar Jasman Rizal, Senin (6/9).
Dia mengatakan, beberapa waktu lalu Dinas Pariwisata Sumbar telah mengajukan izin untuk pelaksanaan TdS 2021. Namun, pihaknya telah mengelar rapat terkait kepastian pelaksanaan TdS tahun ini.
Jasman menuturkan pembatalan TdS 2021 ini sesuai dengan masukan dari berbagai pihak termasuk masyarakat, organisasi, pakar, dan sebagainya. Salah satu alasan pembatakan itu karena pandemi Covid-19 masih melanda Tanah Air termasuk Sumbar.
“Dengan berat hati, kita tahu ini banyak peminatnya, karena ini bagian salah satu ikon dari pariwisata Sumbar. Tapi karena menyangkut masalah kesehatan masyarakat,” tuturnya.*