Seperti Misteri Gunung Es, Ini Kondisi Kasus Covid-19 di Sumbar saat Ini

Seperti Misteri Gunung Es, Ini Kondisi Kasus Covid-19 di Sumbar saat Ini

5 Agustus 2021
ilustrasi

ilustrasi

RIAU1.COM -Dikhawatirkan, fakta lapangan jauh lebih banyak dari data yang dimiliki Satgas.
Total hinga Rabu (04/08) telah 74.669 orang warga Sumbar terinfeksi Covid-19, sebagaimana yang terpantau oleh Satgas Covid-19 Sumbar berdasarkan swab yang dilakukan. 

Sebagian besar masyarakat menangani sendiri kasus infeksi Covid-19 yang mereka alami, tanpa melaporkannya kepada pihak Satgas atau pemerintah daerah, Inilah misteri gunung es. Kasus yang diketahui sangat sedikit jumlahnya dibanding dengan yang tidak terdata. Kondisi seperti ini tentu tidak gampang menanganinya. Apalagi di tengah sangat terbatasnya kemampuan pemerintah.

Kekhawatiran tersebut muncul, mengingat banyaknya masyarakat di berbagai daerah di Sumbar yang sakit dengan keluhan demam, flu, batuk, nafas sesak, hilang penciuman dan rasa pada lidah, serta kondisi badan yang lemas, sehingga tak bisa beraktifitas. Dugaan kuat mereka umumnya diduga terpapar virus Covid-19. Apalagi sejak merebaknya Covid-19 varian delta yang disebut-sebut berimigrasi dari India.

Masyarakat tersebut kebanyakan hanya mengkonsumsi obat-obat alami untuk menjaga imun seperti daun sungkai, jahe merah, daun salam, daun jeruk, kelapa muda, madu lebah dan lain sebagainya. Kalau pun sebagian mereka ke puskesmas, mayoritas hanya untuk berobat, namun tidak malakukan swab. Diduga jumlah mereka yang terpapar virus corona yang tidak terpantau jauh lebih besar dibandingkan dengan yang terdata oleh Satgas.

Mereka yang mengalami sakit dengan keluhan mengarah kepada ciri-ciri terpapar Covid-19 berasal dari latar belakang, lintas profesi, tingkat ekonomi, usia dan juga pendidikan. Banyak kantor-kantor pemerintahan pegawainya yang tidak masuk kerja, karena alasan sakit, selain aturan bekerja dari rumah. Demikian juga dengan siswa dan pelajar SD, SLTP dan SLTA banyak yang juga yang terpantau melalui group WA yang melaporkan kondisi anaknya tidak bisa atau tatap muka, karena kondisinya sakit. Bahkan ada jumlahnya mencapai 15-20 persen dari total siswa/pelajar.

Demikian juga pantauan terhadap masyarakat umum, juga banyak yang mengaku sakit dengan kondisi memiliki ciri terpapar Covid-19. Lagi-lagi umumnya mereka tidak melakukan swab, dan hanya melakukan isolasi mandiri (isoman) di kediamannya masing-masing.

Namun apakah, mereka tertib dengan Isoman yang mereka laksanakan, tanpa berhubungan atau berinteraksi dengan warga lainnya selama sakit, inilah yang dikhawatirkan. Di satu sisi mereka harus Isoman, namun pada sisi lain, akibat kondisi ekonomi yang memang sangat terganggu oleh pandemi, mereka tetap beraktifitas. Tentu saja, alasannya agar asap dapur tetap mengepul, uang kontrakan terbayar, biaya sekolah/kuliah anak tertutupi dan berbagai kebutuhan lainnya juga bisa tertunaikan.

"Ya, kami bertiga dari empat anggota keluarga memang diduga sempat terpapar lebih kurang 10 hari, tapi kami tidak swab dan ISOMAN saja. Kami juga tak menampakkan dan memberi tahu tetangga atau masyarakat sekitar," kata Hendra, salah seorang warga Kota Padang.

RK, warga Kabupaten Padang Pariaman juga mengatakan sempat mengalami sakit dengan ciri-ciri, sama seperti Covid-19. Dia tidak melakukan swab dan hanya melakukan isolasi mandiri sembari mengkonsumsi obat-obatan dari dokter dan apotik serta obat-obat daun-daunan alami, kelapa muda dan lainnya. Setelah menjalani isoman lebih dari satu minggu dan merasa normal, barulah RK masuk kerja kembali.

Dw, salah seorang warga Kota Payakumbuh juga mengalami sakit dengan keluhan juga mengarah kepada corona. Dia juga tidak swab dan hanya berobat ke dokter. Berikutnya memakan obat resep dokter, dan herbal. Meski terasa belum begitu vit kondisi tubuhnya, dia sudah kembali beraktifitas, guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Kondisi yang hampir sama juga disampaikan oleh H. Sdm, warga Kabupaten Limapuluh Kota. Dia sekitar 2,5 bulan lalu juga mengalami sakit yang diduga mengarah kepada Covid-19. Semua ciri penyakit Covid-19 dirasakan dirinya. Namun, H. Sdm juga tidak melakukan swab.

Selain mengonsumsi obat-obatan dari apotik, pria yang berusia lebih 60 tahun itu, juga mengkonsumsi obat-obat kampung, yakni daun-daun obat yang bisa menjaga imun. Satu hal yang sangat dijaga oleh H. Sdm, perutnya tak dibiarkan kosong. Meski penciuman dan rasa pada lidahnya hilang, namun dia tetap paksakan untuk makan dan minum air hangat, sehingga sakitnya tidak merembet, kepada mahg, paru-paru dan jantung.

"Yang paling penting, makan harus tetap dijaga. Meski tak ada penciuman dan rasa pada lidah, tapi tetap paksakan untuk terus makan. Karena kalau perut kosong, akan banyak penyakit lain yang bakal menyusul, seperti mahg, paru-paru, jantung dan lainnya," kata H. Sdm, kepada jernihnews.com.

H. Sdm, mengalami sakit lebih kurang 1 bulan. Meski isolasi mandiri, namun H. Sdm kadang juga tetap beraktifitas dengan menerapkan prokes Covid-19, seperti pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan lainnya. Kini, H. Sdm kesehatannya sudah normal. Dia pun selalu berbagi pengalaman kepada masyarakat yang sedang terpapar Covid-19, tentang langkah dan upaya apa saja yang bisa dilakukan.

Padang Terus Terbanyak

Pada hari ini, terjadi penambahan 942 orang warga sumbar positif terinfeksi covid-19. Sembuh bertambah 661 orang, sehingga total sembuh 58.947 orang. Jumlah spesimen diperiksa 913.951 dan jumlah orang diperiksa 605.589.

Kasus konfirmasi yang dilaporkan dari laboratorium: kasus positif baru: 1.241. Hasil verifikasi kabupaten/kota di aplikasi NAR TC-19: 942 kasus. Total komulatif kasus konfirmasi 74.669 orang, dengan rincian; Kasus aktif 14.169 orang (18,97%), meninggal dunia 1.558 orang (2,09%) dan sembuh 58.947 orang (78,94%).

Tim Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Baso di bawah pimpinan dan penanggungjawab Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc melaporkan 5.438 sample yang diperiksa (FK Unand 4.889 sampel dan Lab. Veteriner 549 sampel) terkonfirmasi tambahan 942 (sembilan ratus empat puluh dua) orang warga Sumbar positif terinfeksi covid-19, kesembuhan pasien covid-19 setelah 2x konversi negatif bertambah 661 orang dan meninggal bertambah 16 orang.

Warga Sumbar terkonfirmasi positif sebanyak 942 orang, dengan rincian:

Kota Padang 437 orang
Kota Padang Panjang 40 orang
Kota Bukittinggi 59 orang
Kota Payakumbuh 60 orang
Kota Solok 24 orang
Kota Sawahlunto 1 orang
Kota Pariaman 4 orang
Kabupaten Pasaman 6 orang
Kabupaten Padang Pariaman 10 orang
Kabupaten Agam 42 orang
Kabupaten Limapuluh Kota 36 orang
Kabupaten Solok 32 orang
Kabupaten Tanah Datar 58 orang
Kabupaten Sijunjung 2 orang
Kabupaten Pesisir Selatan 44 orang
Kabupaten Kep. Mentawai 5 orang
Kabupaten Pasaman Barat 52 orang
Kabupaten Dharmasraya 28 orang
Kabupaten Solok Selatan 2 orang
Pasien sembuh sebanyak 661 orang, dengan rincian:

Kota Padang 235 orang
Kota Padang Panjang 5 orang
Kota Bukittinggi 22 orang
Kota Payakumbuh 33 orang
Kota Solok 5 orang
Kabupaten Padang Pariaman 13 orang
Kabupaten Agam 69 orang
Kabupaten Solok 64 orang
Kabupaten Tanah Datar 44 orang
Kabupaten Sijunjung 10 orang
Kabupaten Pesisir Selatan 22 orang
Kabupaten Dharmasraya 121 orang
Kabupaten Solok Selatan 18 orang
Meninggal dunia sebanyak 16 orang, dengan rincian:

Kota Payakumbuh 1 orang
Kota Sawahlunto 2 orang
Kabupaten Padang Pariaman 1 orang
Kabupaten Agam 2 orang
Kabupaten Limapuluh Kota 2 orang
Kabupaten Tanah Datar 3 orang
Kabupaten Pesisir Selatan 1 orang
Kabupaten Kep. Mentawai 1 orang
Kabupaten Dharmasraya 3 orang
Berikut perkembangan Covid-19 di Sumbar, Rabu 4 Agustus 2021: Kasus Suspek dengan total 503 orang, dirawat sebanyak 112 orang dan Isolasi mandiri sebanyak 391 orang

"Tetaplah jaga kesehatan dan marilah kita konsisten dan disiplin mematuhi semua protokol kesehatan yang telah ditetapkan," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal, Dt. Bandaro Bendang yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Statistik Sumbar. (jernihnews.com)