Laba Minus, Aset Bank Nagari Naik 9,38 Persen Jadi Rp26,72 Triliun

Laba Minus, Aset Bank Nagari Naik 9,38 Persen Jadi Rp26,72 Triliun

30 November 2020
ilustrasi

ilustrasi

RIAU1.COM -Dikutip langgam.id dari laporan keuangan perseroan, Minggu (29/11/2020), selama pandemi Covid-19 Bank Nagari berhasil meningkatkan aset sebesar 9,38 persen. Meski aset naik namun perolehan laba malah minus 3 persen (yoy) menjadi Rp227 miliar.

PT BPD Sumatra Barat alias Bank Nagari mencatatkan kenaikan aset sebesar 9,38 persen atau menjadi Rp26,72 triliun sepanjang kuartal ketiga atau per September 2020 dibandingkan periode Desember 2019 lalu sebesar Rp24,43 triliun.

Pada periode yang sama year on year (yoy) tahun lalu atau September 2019, Bank Nagari masih mampu meraih laba bersih Rp234 miliar.

Adapun, peningkatan aset ditopang naiknya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang mengalami peningkatan relatif tinggi di tengah pandemi sebesar 11,89 persen menjadi Rp21,79 triliun dibandingkan tahun lalu Rp19,47 triliun.

Peningkatan dana itu berasal dari simpanan dalam bentuk giro yang meningkat 91,47 persen menjadi Rp4,99 triliun dari posisi Desember tahun lalu sebesar Rp2,60 triliun. Sedangkan dana murah lainnya, yakni tabungan turun 2,41 persen dari Rp6,45 triliun tahun lalu menjadi Rp6,29 triliun.

Sedangkan simpanan berjangka atau deposito naik tipis 0,85 persen menjadi Rp10,50 triliun dari periode Desember tahun sebelumnya Rp10,41 triliun.
 
Sementara itu kinerja penyaluran kredit dan pembiayaan hanya tumbuh 0,09 persen menjadi Rp19,11 triliun dari tahun sebelumnya Rp18,93 triliun.

Adapun, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross sebesar 3,49 persen sedikit naik dari periode yang sama tahun lalu 3,20 persen.

Rasio intermediasi bank atau loan to deposit ratio (LDR) turun hingga 87,71 persen dari tahun lalu 96,37 persen. Artinya, ruang ekspansi kredit harus digenjot untuk menjaga rasio LDR.

Kemudian, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) naik menjadi 86,35 persen dari tahun sebelumnya 85,14 persen. Sedangkan rasio pendapatan bunga bersih  atau net interest margin (NIM) malah turun jadi 6,09 persen dari sebelumnya 6,65 persen. (Langgam.id)