LAPAN Perkenalkan Drone Untuk Tingkatkan Produksi Pertanian di Agam Sumbar

13 November 2020
LAPAN Perkenalkan Drone Untuk Tingkatkan Produksi Pertanian di Agam Sumbar/langgam

LAPAN Perkenalkan Drone Untuk Tingkatkan Produksi Pertanian di Agam Sumbar/langgam

RIAU1.COM -AGAM- Drone tidak hanyadigunakan untuk pengambilan gambar atau video, saat ini Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) melakukan sosialisasi dan demo Drone Precision Farming, di Nagari Koto Gadang, Kecamatan Tanjung Raya, Agam dalam rangka mendukung pembangunan pertanian di era teknologi industri.

Anggota Bidang Pusat Teknologi Penerbangan Lapan Enchung Sumarna menyebutkan, di era taknologi saat ini, drone sudah mulai dipergunakan untuk kepentingan pertanian.

“Dengan menggunakan drone akan membantu petani untuk efisien tenaga dan waktu, tentu saja muaranya adalah peningkatan produksi pertanian,” kata Enchung, Kamis (12/11/2020).

Ia menjelaskan, selama ini drone hanya dimanfaatkan untuk pengambilan foto atau video, tapi sekarang sudah mulai digunakan untuk penunjang produksi hasil pertanian diantaranya penyemprotan pupuk, pestisida, dan herbisida. “Untuk penyemprotan, kapasitas drone lima liter dengan areal sawah seluas 0,4 hektar,” ucapnya.

Enchung menambahkan, selain fungsi yang telah disebutkan sebelumnya, drone juga dapat digunakan untuk menganalisis tanah dan lapangan, penanaman, penilaian kesuburan tanah, pemetaan manajemen irigasi, serta pemantauan kemajuan tanaman.
 
“Dengan begitu akan membantu memberikan gambaran kepada petani, untuk mempermudah melakukan pengawasan dan perawatan tanaman agar usaha pertaniannya lebih membaik,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam Arief Restu mengapresiasi Lapan atas penerapan teknologi drone Precision Farming yang telah diperagakan.

Arief menjelaskan, Tanjung Raya merupakan salah satu lumbung pangan di Agam, dengan hasil produksi beras cukup terkenal yaitu beras danau. Namun, hama dan penyakit masih menjadi masalah bagi pertanian, apabila tidak diatasi dengan cepat dan tepat akan menimbulkan kerugian bagi para petani.

“Semoga melalui pengembangan teknologi ini, hama dan penyakit yang jadi salah satu kendala bagi petani bisa cepat diatasi,” sebutnya.

Meski begitu, ia kembali menerangkan, tentunya akan ada kendala biaya karena harga drone juga terbilang cukup mahal dengan harga sekitar Rp90 juta.

Arief berharap pihak Lapan mau melakukan demonstrasi plot, setidaknya untuk satu kali musim tanam. Sehingga bisa diukur hasil yang dapat untuk melakukan perencanaan ke depannya. (langgam.id)