Arus Mudik Tak Tertahan, 4 Hari 19.000 Pemudik Masuk Sumbar

Arus Mudik Tak Tertahan, 4 Hari 19.000 Pemudik Masuk Sumbar

6 April 2020
Wagub Sumbar Nasrul Abid saat meninjau posperbatasan/Metro Andalas

Wagub Sumbar Nasrul Abid saat meninjau posperbatasan/Metro Andalas

RIAU1.COM -PADANG- Pemerintah mengalakan untuk tidak melakukan mudik terutama dari daerah yang pendemi virus corona. Himbauan untuk tidak mudik nampaknya tidak dihiraukan, perantau Minang ke kampung halaman tak tertahankan. Sejak 1 April lalu tercatat 19 ribu perantau yang terdata di pos lintas batas, Pasaman Barat, Pasaman, Limapuluh Kota, Sijunjung, Dharmasraya, Solok selatan dan Pesisir Selatan.

"Berdasarkan data per 1 April hingga 4 April, jumlah total masyarakat yang masuk ke Sumbar ada sekitar 19 ribu orang. Tercatat, yang masuk via jalur darat ada 18.565 orang, diikuti dengan jalur udara dan laut. Itu data 4 hari terakhir," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit dalam jumpa pers online Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumbar bersama awak media, Minggu (5/4).

Ia mengatakan, dari sekitar 19 ribu orang yang datang ke Sumbar itu, 3.454 orang di antaranya tercatat sebagai orang dalam pengawasan (ODP). Di samping itu, dari 3.454 orang yang berstatus ODP itu, sebanyak 1.652 orang sudah selesai menjalani masa pemantauannya.

"Jadi sekitar 1.762 ODP lainnya masih dilakukan pemantauan. 3.454 ODP itu merupakan bagian dari 19 ribu orang yang tercatat masuk ke Sumbar. Bisa saja data ini tidak konkrit dan valid, karena seperti yang saya sampaikan, para petugas di perbatasan harus mencatat secara konkret, jelas alamatnya dan siapa yang dicurigai," lanjut dia, dilansir Metro Andalas.

Berdasarkan hasil evaluasinya di lapangan, kata dia, terungkap bahwa memang Tim Gugus Tugas Penanganan Wabah Covid-19 di provinsi sangat bergantung dari laporan petugas yang mendata di perbatasan-perbatasan.

"Ternyata dari lapangan terungkap bahwa memang Tim Gugus Tugas di provinsi ini sangat tergantung dari laporan petugas di perbatasan. Kalau perbatasan tidak memiliki laporan, ya kita susah," beber dia.

Ia juga kembali meminta perantau asal Sumbar terutama dari daerah-daerah terjangkit corona seperti Jakarta dan sekitarnya tidak pulang kampung dulu sementara waktu. Karena para perantau akan lebih aman untuk tetap berdiam di rumah supaya tidak tertular Covid-19.

Namun, jika mereka tetap ingin pulang kampung, dengan mempertimbangkan banyaknya pendatang maupun pemudik yang masuk ke Sumbar, Nasrul Abit mengimbau agar mereka melapor ke fasilitas kesehatan (faskes) dan pastinya akan dilayani.

"Yang datang atau pulang kampung, tolonglah melapor. Transparan yang bersangkutan sangat diperlukan sekali. Karena ini bukan penyakit memalukan, juga bukan aib. Tapi untuk keselamatan pribadinya, keluarga atau lingkungan yang bersangkutan," lanjut dia.

Menurutnya, bagi para pendatang atau pemudik yang masuk ke Sumbar, jika tidak melapor, berarti sama saja dengan menipu diri sendiri. Padahal, wabah virus ini sangat berbahaya, bahkan bisa mematikan.

"Tidak ada gunanya menipu diri sendiri. Padahal bahaya, bisa meninggal. Sekarang mereka yang datang dari daerah terjangkit, dianggap saja ODP dulu. Walaupun hari ini ODP 1.762, dan tolonglah terapkan physical distancing, tidak usah berkumpul dulu," kata dia.