Bujang Kampung Bupati Alfedri Sambangi Usaha Anyaman Lidi Minas Timur

13 Maret 2022
Program Bujang Kampung

Program Bujang Kampung

RIAU1.COM - Rumah produksi anyaman lidi Kelapa Sawit, milik kelompok wanita Tani Karya Srikandi Taruna, kampung Minas Timur kecamatan Minas, kabupaten Siak, tiba-tiba mendadak ramai, karena dikunjungan orang nomor satu di negeri istana, Bupati Siak Alfedri.

Kunjungan tersebut rangkaian program bujang kampung di kecamatan Minas. Bupati Siak Alfedri usai melihat produk dan mencoba menganyam mengatakan tujuan Bujang Kampung salah satunya, melihat potensi yang di miliki setiap kampung.

”Alhamdulillah, hari ini kita melihat kreatifitas ibu-ibu rumah tangga, yang memanfaatkan pelepah sawit menjadi kerajinan bernilai ekonomis,ini mantap,”ujar Bupati Alfedri, di Minas, Jum’at (11/3/2022).

Ia juga bilang, bahan baku anyaman ini sangat mudah di temui, pelepah kelapa sawit yang tua usai di panen dibuang saja oleh pemiliknya.

Dari pelepah sawit itu bisa mendatangkan manfaat menjadi beragam kerajinan, seperti piring, nampan, tempat buah, tempat minuman gelas, dan kerajinan lainnya yang dapat membantu perekonomian warga kampung.

“Sehingga, di produksi dan tinggal mencari pasar atau pembelinya, kalau seperti ini bisa menghasilkan uang sehingga bisa membantu ekonomi keluarga, apa lagi di tengah Pandemi Covid-19,”kata dia.

Ketua kelompok Wanita Tani Karya Srikandi Taruna, kampung Minas Timur Nimar (45) merasa senang rumahnya di kunjungi Bupati Siak Alfedri.

”Silahkan masuk pak, ini lah produk rumahan, kami perajin jumlahnya 9 orang. Alhamdulillah kalau order ada saja, ini yang belum siap 50 buah sudah pesanan orang,”kata dia.

Saat ditanyakan produk ini bisa di dapatkan dimana saja, Nimar menjawab pelanggan tetap ada di pekanbaru, selain itu juga bisa di dapat di pasar Minas.

“Produk kami tidak di jual online, tidak juga di jual atau ikut pameran di Siak, tapi orang dari luar banyak yang pesan. Seperti kemarin, rumah industri kami mendapat kunjungan dari Universitas Bogor, dan mereka membawa pulang, sekaligus membantu memasarkan di sana, kemarin ada juga yang pesan dari Bogor,”terangnya.

Hanya saja kata Nimar, ia mengeluhkan jika pesan banyak tidak bisa menyelesaikan tepat waktu, dikarenakan meraut lidi masih manual.

”Kendala kami mesin peraut tidak punya, masih di raut pakai pisau, Kalau 30 piring lidi aja, itu kami meraut lidinya membutuhkan waktu 5 hari. Sementara menganyamnnya hanya butuh waktu sehari semalam saja, cepat,”tutupnya.

Usaha yang ia jalani bersama delapan temannya, sudah berlangsung selama empat tahun. Sudah banyak pesanan yang ia selesaikan. Pada kesempatan itu, Bupati Alfedri mencoba menganyam lidi, yang di pandu salah seorang perajin Siska.*