Sebarkan Berita Hoax, Seorang Oknum Wartawan Minta Maaf ke Kantor Desa Pinang Sebatang

16 Desember 2020
Ilustrasi

Ilustrasi

RIAU1.COM - Salah satu oknum wartawan media online yang bertugas di kabupaten Siak meminta maaf kepada Penghulu Kampung Pinang Sebatang Bambang Saputra SH MH terkait informasi berita hoax yang disebarkannya beberapa hari yang lalu.

Berita yang dinilai menjustifikasi pemerintah kampung pinang sebatang tanpa bukti yang jelas dan konfirmasi itu berjudul 'Bantuan Layak Huni Asal Jadi, Penerima Komplin'.

Dalam berita yang dibuat oknum wartawan berinsial ES itu disebutkan, bahwa pembangunan salah satu rumah layak huni yang diterima masyarakat tidak terdapat kamar mandi, wc dan dapur.

Informasi itu diperoleh ES dari seseorang warga kampung Pinang Sebatang. Tanpa mengecek langsung kebenaran informasi itu, ES langsung mendokumentasikan rumah layak huni tersebut dari jalan.

“Saya tidak cek ke belakang rumah layak huni itu. Jadi saya minta maaf kepada pak penghulu karena mengirim berita tidak jelas dan tidak memenuhi syarat,” kata ES di kantor kampung Pinang Sebatang, Rabu 16 Desember 2020 Siang.

Sementara itu Penghulu Kampung Pinang Sebatang, Bambang Saputra SH MH sangat menyayangkan media wartawan tersebut menerbitkan berita hoax dan tidak ada konfirmasi kepada dirinya.

“Kita apresiasi kepada oknum wartawan tersebut datang ke kantor untuk meminta maaf. Kita selesaikan secara kekeluargaan tadi,” ungkap Penghulu Bambang usai menerima permintaan maaf oknum wartawan tersebut.

Batra sapaan akrab penghulu Kampung Pinang Sebatang itu juga mengatakan, pihak wartawan itu seharus melakukan konfirmasi dulu dengan pihak-pihak terkait, sebelum membuat sebuah berita.

"Seharusnya mereka konfirmasi dulu, tapi tidak apa-apa, mudah-mudahan dengan kejadian ini mereka dapat menjalankan tugasnya lebih baik lagi," ujar Batra.

Penghulu yang juga musisi di Kota Industri Perawang itu, juga telah menjelaskan kepada wartawan tersebut tentang sumber dana dari program Rumah layak huni itu.

"Sebenarnya mereka itu salah alamat, seharusnya mereka mempeetanyakan itu ke PUPR, atau menanyakan ke kami dahulu dari mana sumber dana dan siapa yang membangun Rumah itu, bukan asal menuduh begitu. Emangnya Rumah Layak huni dibangun pake dana desa, tapi ya sudahlah, kita ambil hikmahnya saja," terangnya.