Kabut Asap Masih Menyelimuti, Kondisi Udara di Siak Makin Teruk

Kabut Asap Masih Menyelimuti, Kondisi Udara di Siak Makin Teruk

25 Agustus 2019
Ilustrasi pemadaman karlahut

Ilustrasi pemadaman karlahut

RIAU1.COM - Kondisi udara di Kabupaten Siak kembali memburuk, pasca kebakaran lahan dan hutan (karlahut) di beberapa wilayah di Riau belakangan ini.

Terlihat di data Air Quality Monitoring (AQM) milik BMKG, Ahad 25 Agustus 2019 pukul 01.00 WIB menyentuh range warna merah dikonsentrasi Partikulat Molekul (PM) 10 pada angka 296 dan terlihat semakin buruk pada pukul 02.00 WIB menapaki angka 409 yang artinya berbahaya.

"Kondisi udara di Siak mulai tidak stabil pada pukul 01.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB, pada pukul 02.00 WIB hingga 03.00 WIB, wilayah Minas dan sekitarnya mengalami range warna hitam dengan angka PM10 mencapai 409 dan 311," ungkap Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLH Siak, Ardhayani.

Dijelaskannya, kondisi udara tidak stabil pada subuh hari tepatnya pada pukul 04.00 WIB hingga 07.00 WIB, yang mana kualitas udara terus menurun hingga terakhir tercatat di range warna merah dengan angka 254, artinya sangat tidak sehat.

"Data yang masuk ke kita hingga pukul 07.00 WIB. Setiap jamnya kualitas udara selalu berubah, untuk saat ini kita harap kepada masyarakat agar mengurangi aktifitas di luar rumah," sebutnya.

Loading...

Nilai AQM berdasarkan enam polutan utama, mulai dari PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, hingga ozon permukaan tanah.

PM 2,5 adalah partikel halus diudara yang ukurannya 2,5 mikron atau lebih kecil dari itu. PM 2,5 bisa mengurangi jarak pandang dan terlihat agak berkabut ketika jumlahnya tinggi. Sedangkan PM 10 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron.

Diketahui, PM 2,5 memiliki lebar sekitar 2 sampai 1,5 mikron. Ukurannya ini membuatnya 30 kali lebih kecil dibanding lebar rambut manusia. PM 10 ukurannya bisa lebih besar, tapi risiko bahayanya sama.