Warga Keluhkan Biaya Rapid Test di RSUD Rohul Capai Rp 280 Ribu

24 Juli 2020
Suahimi saat di RSUD Rohul/R1

Suahimi saat di RSUD Rohul/R1

RIAU1.COM -ROKAN HULU--Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia telah menetapkan batasan Tarif tertinggi untuk pemeriksaan Rapid Test, untuk pendeksian Corona Virus Disease (Covid-19) sebesar Rp150 ribu. 

Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor HK.02.02/I/2875/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Rapid Test Antibodi, atas permintaan sendiri di fasilitas pelayanan kesehatan.

Namun hal itu seakan tidak berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasir Pangaraian, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Pasalnya, masih banyak warga yang mengeluh akibat besarnya tarif Rapid test yang ditetapkan oleh pihak RSUD Rohul tersebut.

Suhaimi (47), salah satunya, warga Kepenuhan Barat Mulya, Kecamatan Kepenuhan ini mengaku terbebani karna harus merogoh kocek lebih dalam untuk biaya pemeriksaan rapid tes di RSUD Pasir Pangaraian,

Pemeriksaan Rapid Test ini diperlukan oleh Suhaimi sebagai syarat Pendaftaran Anaknya ke salah satu pondok Pesantren yang ada di Rohul.

"Saya dan beberapa orang tua murid lainnya merasa sangat terbebani skibat mahalnya biaya rapid tes yang ditetapkan Pihak RSUD pasir pangaraian ini, karena sebagai petani saya merasa uang sebanyak  Rp280 ribu itu sangat berharga,”kata Suhaimi kepada Wartawan, Jumat (24/7/20)

Apalagi dimasa pendemi sekarang, sambung Suhaimi, uang itu sangat besar jumlahnya. Dimana, dengan sejumlah uang itu, akan banyak kebutuhan dapur yang bisa ia beli. Selain itu, Suhaimi juga sempat membandingkan, Rapid Test di tempat pelayanan kesehatan lain yang harganya hanya Rp 150 ribu.

"Sementara dirumah Sakit Swasta seperti Suryani Insani biaya rapid tes hanya Rp150 ribu, kok bisa lebih murah di RS swasta ketimbang rumah sakit Pemerintah,"tanya Suhaimi, heran.

Suhaimi berharap kepada pemerintah Kabupaten Rohul untuk membuka mata terkait mahalnya tarif rapid tes yang ditetapkan Pihak RSUD Rohul tersebut. Sehingga tidak ada lagi masyarakat yang merasa terbebani ditengah pandemi sekarang.

"Kami berharap kepada Pemerintah Kabupaten Rohul, khususnya Bupati agar segera mempertanyakan soal mahalnya tarif tapid test yang ditetapkan RSUD Rohul ini, karna RSUD itu kan milik pemerintah jadi kalau bisa, Janganlah terlalu menekan masyarakat,” harapnya.

Terpisah, Direktur RSUD Rohul dr. Novil Raykel ketika dikonfirmasi guna memastikan penyebab mahalnya biaya Rapid Test, dihubungi melalui selulernya di nomor 0811707xxx, belum terhubung. (AS)