Masih Ingat Suparman, Namanya Masuk Bursa Calon Bupati Rohul 2020

Masih Ingat Suparman, Namanya Masuk Bursa Calon Bupati Rohul 2020

20 Agustus 2019
Mantan Bupati Rokan Hulu, Suparman saat berada dalam mobil tahanan (Foto: Zar/Riau1.com)

Mantan Bupati Rokan Hulu, Suparman saat berada dalam mobil tahanan (Foto: Zar/Riau1.com)

RIAU1.COM - Forum Akademisi Rokan Hulu (Rohul) yang melakukan survei Pilkada di wilayahnya pada Juni 2019 mengatakan nama mantan Bupati yang pernah terjerat kasus suap pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Riau Tahun 2014, Suparman masuk dalam calon kandidat Bupati Pilkada serentak 2020.


Hasil yang cukup mengejutkan ini diutarakan oleh Peneliti Forum Akademisi Rokan Hulu, Dr Jupendri, Selasa, 20 Augustus 2019.

"Jawaban itu kami dapatkan saat mengajukan pertanyaan terbuka kepada masyarakat bahwa mereka masih menginginkan politikus senior Chaidir dan mantan Bupati Rokan Hulu Suparman untuk kembali maju," sebutnya.

Menurutnya, ada 11 alasan masyarakat Rokan Hulu dalam menentukan hak pilihnya. Visi, misi dan program menduduki peringkat pertama dengan jumlah (31.796), relegius islami (20,696), calon nasionalis (17,896), pendidikan (796) dan Partai pendukung (6,796).

Kemudian faktor satu daerah sebesar 5,896, faktor kesukuan atau etnis (396), faktor hubungan keluarga (2,996), kekayaan (2,496), penampilan (1,296) dan faktor uang (politik uang) hanya 0,996.

Loading...

Sementara latar belakang bakal calon yang paling diinginkan masyarakat adalah dari kalangan politisi (37,996), militer (14,296), birokrasi (1396), pengusaha (10%), ustaz (9,896), akademisi (7,496), pedagang, perbankan dan lain-Iain sebesar (7,796).

Selain Suparman, lima nama bakal calon (dari 17 nama yang disurvei) juga memiliki persentase tertinggi tingkat popularitas dan elektabilitas. Di antaranya Hafit Syukri, Sukiman, Samsurizal, Saparudin Poti dan Kelmi Amri.

Nama bakal calon ini dipilih berdasarkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan sampel 400 orang. Berdasarkan Sampling Kluster (Kecamatan) dan Purposive Sampling dengan memperhatikan jenis kelamin, agama, etnis dan jenis pekerjaan. Kemudian penentuan nama-nama bakal calon bupati berdasarkan analisis wacana media massa dan opini publik.