Rapat evaluasi hasil pencapaian gerakan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting Rokan Hilir
RIAU1.COM - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) menggelar rapat evaluasi hasil pencapaian gerakan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting tahun 2024.
Kabid PPM Bappeda Rohil, Benny Hartedi menyampaikan bahwa sebagai koordinator pelaksanaan pencegahan stunting, Bappeda Rohil menggelar rapat evaluasi hasil pencapaian gerakan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting dengan seluruh perwakilan OPD yang ada di Rohil.
"Bappeda hari ini menggelar rapat evaluasi hasil pencapaian gerakan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting dengan OPD terkait. Tujuan dari rapat evaluasi ini untuk mengetahui apa saja kendala yang di hadapi di lapangan mengenai penimbangan serentak sesuai dengan Peraturan Presiden Perpres Nomor 72 tentang Permasalahan Stunting," kata dia.
Untuk itu, sebut dia, nantinya setelah mengetahui kendala, maka langkah selanjutnya Pemkab Rohil akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan juga Puskesmas yang ada di Rohil untuk memobilisasikan secara serentak dengan berkoordinasi dengan Camat, Datuk/Datin Penghulu serta Kader-Kader Posyandu yang ada di Rohil.
"Kita juga berharap angka stunting kita sesuai dengan angka survei Kesehatan Indonesia, yang mana angkanya sekarang sebesar 16,6%. Setelah dilakukan penimbangan serentak angka stunting kita sebesar 1,6% atau paling tinggi 1,7%. Selain itu, kami juga telah menyampaikan kepada masing masing Kepala Puskesmas untuk melakukan kerja nyata nya dalam penanggulangan stunting di Rohil yang mana saat ini terindikasi sebanyak 784 orang dan seperti apa saja tindakannya nanti akan disampaikan," jelas Benny.
Selain itu, Benny juga menyampaikan saat ini angka stunting di Rohil mengalami kenaikan, di mana pada tahun 2022 angka stunting di Rohil berada di angka 29,7%, dan pada tahun 2023 di Rohil mengalami penurunan sebesar 15% dan menjadi 14,7%. Pada tahun 2024 ini karena hanya berbentuk survei hanya diambil sampel, saat ini angka stunting mengalami kenaikan sebesar 1,5% dari angka 14,7% menjadi 16,6%.
"Dengan ini saya berharap untuk ke depannya seluruh stakeholder bisa saling bekerja, bersinergi dan lebih berfokus menurunkan angka stunting walaupun tidak zero, kalau bisa di perkecil seminim mungkin dan jangan sampai mengalami kenaikan untuk menciptakan Indonesia Emas di tahun 2024 dan 2025 yang akan datang," harap Benny.*