Program Peremajaan Sawit Rakyat di Rohil, Wapres Minta Harus Ada Penguatan Sektor Hulu

3 September 2021
Wapres Maaruf Amin/Net

Wapres Maaruf Amin/Net

RIAU1.COM - Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dan menguasai 55 persen pasar ekspor global, industri dan perkebunan kelapa sawit memiliki peran strategis dalam pembangunan.

Petani swadaya merupakan aktor utama sektor perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu, Pemerintah memandang penting untuk memberikan perhatian khusus kepada perkebunan rakyat, terutama untuk lebih meningkatkan kesejahteraan petani.

“Terdapat setidaknya tiga klaster yang perlu dikelola dengan baik dalam rangka peningkatan nilai tambah dan perbaikan kesejahteraan petani,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam acara Panen Perdana Kelapa Sawit dan Peninjauan Kegiatan Santripreneur di Rohil, Riau.

Ketiga klaster tersebut, lanjut Wapres, adalah penguatan sektor hulu, penguatan industri hilir, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Penguatan sektor hulu dilakukan melalui pembibitan dan pengelolaan selama masa tanam; peningkatan produktivitas tanaman sawit rakyat; serta tanaman sela dan integrasi dengan ternak atau disebut sebagai pertanian terintegrasi, misalnya integrasi sawit dengan sapi,” urai Wapres.

Sambung Wapres menjelaskan, penguatan industri hilir dapat dilakukan melalui penguatan permodalan; pengembangan dan pengelolaan produksi sawit pasca panen; hilirisasi atau pengembangan dan pengolahan produk turunan dengan nilai tambah tinggi; pengembangan pemasaran dan penguatan pasar sawit; serta tetap menjaga harga CPO.

“Guna meningkatkan nilai tambah, perkebunan rakyat harus mulai masuk ke industri hilir untuk meningkatkan pendapatan dan peluang pengembangan usaha yang lebih luas. Dalam hal ini, UMKM Sawit merupakan sarana yang tepat bagi perkebunan rakyat untuk masuk ke industri hilir,” imbuhnya.

Kemudian terakhir, menurut Wapres, yang perlu dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan petani adalah peningkatan kualitas SDM melalui pembinaan, pelatihan, magang, studi banding, dan konsultasi; manajemen usaha; serta penguasaan teknologi untuk perbaikan sistem produksi dan kontrol kualitas, pengembangan desain dan rekayasa produk, peningkatan efisiensi penggunaan bahan baku, juga pemerataan teknologi untuk pemasaran.

Dalam kesempatan yang sama, selain menyaksikan panen perdana program Peremajaan Sawit Rakyat di Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, Wapres menyaksikan hasil kegiatan pengembangan Potensi Santripreneur Berbasis UKMK (Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi) Sawit.

“Program ini diharapkan dapat menggerakkan potensi ekonomi pesantren dan melahirkan santripreneur-santripreneur yang berkarakter kuat, mandiri, dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya, atau saya menyebutnya sebagai Gus Iwan, [yaitu] santri bagus, pintar mengaji, dan usahawan,” tutur Wapres.*