Wagubri Edy Natar
RIAU1.COM - Bulan suci ramadan 1444 H akan segera berakhir. Sebab itu Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (purn) Edy Natar Nasution mengingatkan kepada masyarakat untuk mempertahankan ketakwaan yang telah di lakukan selama satu bulan penuh.
Hal tersebut disampaikannya saat melakukan syiar agama Islam melalui kegiatan Gerakan Sholat Subuh Berjamaah (GSSB) Provinsi Riau di Masjid Nurul Yakin Jalan Sigunggung, Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Rabu (19/04) seperti dimuat Mediacenterriau.
Lalu Wagubri Edy Natar mengatakan, salah satu tujuan gerakan sholat subuh berjamaah ini adalah mengajak berdakwah, mengajak kemana kepada ketakwaan karena ketakwaan ini kunci keselamatan kehidupan baik dunia maupun di akhirat.
“Kata takwa ini menjadi sangat penting dalam hidup kita. Bahkan dalam beberapa ayat banyak sekali Allah menyampaikan di dalam Alquran itu tentang takwa termasuk perintah melaksanakan puasa selama satu bulan penuh juga dalam rangka untuk menjadi orang bertakwa,” katanya.
Dijelaskan dirinya, sebagaimana yang Allah firmankan di dalam surat al-baqarah 183 ‘ Yaa Ayyuhal ladziina aamanuu kutiba 'alaikumush shiyaamu kamaa kutiba 'alalladziina min qablikum la'allakum tattaquun.’ Di mana artinya itu wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan (juga) kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
“Maksud dari ayat tersebut Allah memerintahkan kita sebulan penuh berpuasa tujuan akhirnya itu untuk untuk takwa. Kita tahu takwa itu adalah melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan meninggalkan apa yang Allah larang, jadi begitulah pesan takwanya,” jelasnya.
Mantan Danrem Wira Bima ini ungkapkan begitu pentingnya nasehat ketakwaan itu masuk dalam ke salah satu rukun ketika orang menyampaikan khotbah. Menurutnya, takwa ini menjadi begitu penting sehingga perlu dibentuk, perlu dilatih sebulan kita melaksanakan puasa dalam rangka melatih.
“Hal ini tentu supaya tercipta dalam diri ini ketakwaan dengan kita melaksanakan setiap hari berpuasa, melaksanakan setiap hari ibadah salat, dan setiap hari diperlihatkan kepada kita bagaimana semangat untuk melaksanakan itu semua dalam rangka melatih diri,” ungkapnya.
Dirinya juga menerangkan, hasil dari puasa ini bukan terlihat pada saat bulan ramadan saja. Namun, hasilnya itu akan terlihat nanti setelah melaksanakan puasa ini apakah dalam 11 bulan ke depan hasil itu terlihat atau tidak.
Dengan begitu, dia memberi contoh kalaulah misalnya jumlah salat jamaah sama saja dengan sebelumnya bahkan mungkin berkurang itu artinya apa yang dilakukan dalam bulan puasa ini gagal.
“Tapi kalau ibadah-ibadah yang kita lakukan setelah kita melaksanakannya di bulan ramadan ini bertambah, lalu menjadi lebih rajin melakukan ibadah kedepannya hingga infaq dan sedekah artinya takwanya bertambah. Sudah terbentuk ketakwaan itu, alat ukurnya di situ,” terangnya.
Edy menuturkan, orang-orang yang sudah terbentuk ketakwaannya ini akan terfikir dan sangat merasa sedih di tinggalkan oleh bulan ramadan.
Oleh karena itu alat ukurnya ada di dalam diri kita, kalau kita merasa sedih merasa belum tentu kita bisa ketemu lagi dengan bulan ramadan yang akan datang kesedihan itu kita rasakan. Insyaallah itu ciri-ciri ataupun indikator ketakwaan itu terbentuk di dalam diri kita masing-masing,” pungkasnya.*