ilustrasi/net
RIAU1.COM - Saat ini cakupan vaksin polio massaal di Provinsi Riau masih tergolong rendah, sejak diluncurkan dua hari lalu.
Sebab, sejauh ini cakupan vaksin polio belum mencapai target harian 27 persen. Baik itu untuk sasaran anak usia 0-59 bulan (OPV) maupun anak usia 4-59 bulan (IPV).
Berdasarkan keterangan Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Riau, Zainal Arifin melalui Kabid P2P Provinsi Riau, dr Dahlia Eka Okta mengatakan, memang untuk cakupan vaksin polio di Riau selama dilaksanakan dua hari ini masih belum mencapai target harian.
"Target harian kita itu 27 persen, sedangkan capaian vaksin 11,8 persen. Itu progres vaksin polio selama dua hari 6-7 Maret 2023," kata Dahlia, Rabu (8/3).
Lebih lanjut Dahlia menjelaskan, dari cakupan vaksin polio tersebut, Kabupaten Kepulauan Meranti yang tertinggi cakupan vaksin polionya sebesar 68,3 persen untuk OPV, dan IPV 64,4 persen.
"Yang terendah itu Kota Pekanbaru, cakupan OPV nya baru 4,7 persen, dan IPV baru 4,2 persen. Ini yang perlu kita Gesa agar target 95 persen cakupan vaksin polio di Riau tercapai," terangnya.
Dahlia menyebut, masih rendahnya cakupan vaksin polio di Riau karena masih banyak masyarakat yang anaknya dilakukan vaksin polio.
"Padahal polio itu untuk memberi kekebalan terhadap tubuh anak, sehingga anak terlindungi dari virus polio yang sudah ditemukan di Provinsi Aceh," ujarnya.
dr Dahlia menegaskan, efek samping dari imunisasi polio, baik tetes maupun suntik sangat aman tidak ada efek samping serius atau berat, yang timbul akibat pemeberian imunisasi polio.
"Jadi imunisasi tetes dan suntik polio secara bersamaan, termasuk dengan imunisasi rutin lainnya juga tidak menimbulkan efek samping," tukasnya.
Sasaran vaksin polio di Riau dikhususkan untuk anak usia 0-59 bulan, dengan berjumlah cakupan 640.001 orang, dan anak usia 4-59 bulan dengan jumlah cakupan 605.337.*