Rektor Unilak Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Kajian Budaya

Rektor Unilak Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Kajian Budaya

9 Mei 2023
Prof Dr Junaidi

Prof Dr Junaidi

RIAU1.COM - Rektor Universitas Lancang Kuning (Unilak) Junaidi dikukuhkan menjadi guru besar dalam bidang kajian budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning Riau.

Pengukuhan Prof Dr Junaidi tersebut di gelar dalam prosesi tepuk tepung tawar yang dimulai oleh Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (purn) Edy Natar Nasution dan diikuti dengan Ketua MKA LAMR, Datuk Seri H Raja Marjohan Yusuf, serta para tokoh lainnya. Acara ini dilaksanakan di Gedung Pustaka Unilak, Selasa, (09/05/2023).

Prof Junaidi mengatakan pengukuhan sebagai profesor dalam bidang kajian budaya di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang kuning memiliki tema yaitu industri budaya.

“Jelajah kajian budaya ke manajemen tajuk ini saya pilih sesuai dengan penjelajahan saya dalam dunia akademik. Minat saya pada kajian budaya semakin menguatkan saya untuk mendalaminya secara serius sehingga pada akhirnya saya meraih profesor dalam bidang kajian budaya,” sebut dia.

Lalu dia menjelaskan, dengan memilih istilah jelajah arti ilmu kajian budaya akan mencoba masuk ke ranah-ranah ilmu lain dan itu adalah merupakan satu di antara karakteristik dari kajian budaya.

“Jelajah bukan penjajah. Ya jelajah boleh masuk, kalau penjajah mungkin tidak boleh. Saya mengenali kajian budaya pada saat kuliah di program studi S1 sastra Inggris Universitas Pajajaran. Saat itu saya merasakan sangat sulitnya untuk memahami pemikiran-pemikiran kajian budaya. Namun, dengan bimbingan dosen-dosen, saya mulai memahami kajian budaya karena kajian budaya harus kuat di dalam filsafat,” papar dia.

Prof Junaidi ungkapkan, ketika kuliah S2 di program studi American Studies, ia sangat tertarik dengan pendekatan interdisipliner dan multi disiplinner yang digunakan dalam penelitian American studies. 

“Saat itu saya merasakan kesesuaian dengan pikirannya dalam memandang ilmu secara fleksibel dan terbebas dari prinsip-prinsip disiplin yang kaku. Kelenturan kajian budaya untuk bisa bergabung dengan disiplin lain telah memuaskan minat akademik dirinya,” ungkapnya.

Kemudian dia menyampaikan, pada masa kuliah Media Studies of Malaysia Kuala Lumpur. Dirinya, semakin menikmati menggunakan lensa kajian budaya untuk membantu memandang berbagai persoalan dan  terus berupaya untuk membawa kajian budaya ranah disiplin lain.

“Ketika saya ngambil S3 saya coba mix melakukan dua metode kualitatif kuantitatif yang belum lazim di Indonesia. Pada waktu itu teman-teman di Indonesia pun menganggap itu sesuatu yang tidak mungkin menggabungkan kualitatif dan kuantitatif tapi pada saat itu saya bisa menggabungkan itu sehingga saya pun lulus ya dengan menggunakan mix method yang tahun 2005,” ucapnya.