PHR Dorong Petapahan Kampar Jadi Desa Wisata Mandiri dan Berkelanjutan

5 Oktober 2024
Tim CSR PHR dan STP Riau bersama peserta Pelatihan dan Pendampingan Penguatan Kapasitas SDM Pariwisata dan Kelembagaan Desa Wisata, Petapahan, Kampar, Kamis (3/10/2024). Foto: Istimewa.

Tim CSR PHR dan STP Riau bersama peserta Pelatihan dan Pendampingan Penguatan Kapasitas SDM Pariwisata dan Kelembagaan Desa Wisata, Petapahan, Kampar, Kamis (3/10/2024). Foto: Istimewa.

RIAU1.COM -Pertamina Hulu Rokan (PHR) bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau berkomitmen mendorong Desa Petapahan di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, menjadi desa wisata yang mandiri dan berkelanjutan. Langkah ini dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) serta kelembagaan Desa Wisata bagi masyarakat setempat.

"Pelatihan dan pendampingan merupakan strategi efektif untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat dalam mengelola desa wisata," kata Ketua STP Riau Eni Sumiarsih, Kamis (3/10/2024).

Sektor pariwisata adalah salah satu unggulan dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Desa wisata menjadi fokus utama pengembangan yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. 

"Hutan Adat Imbo Putui adalah salah satu potensi wisata yang bisa dikembangkan di Petapahan, sekaligus menopang perekonomian masyarakat setempat," jelas Eni.

Hutan Adat Imbo Putui, salah satu hutan alam tersisa di Provinsi Riau, telah diakui sebagai hutan adat oleh Presiden RI Joko Widodo pada 21 Februari 2020. Kawasan seluas 251 hektare (Ha) ini memiliki berbagai jenis flora seperti anggrek, liana, kantong semar, jenis palem-paleman, pohon, dan tanaman paku-pakuan yang sering dimanfaatkan sebagai tanaman obat oleh masyarakat. Selain itu, hutan ini juga kaya akan fauna seperti berbagai jenis burung, mamalia, serangga, ikan, reptil, dan amfibi.

"Hutan ini sebelumnya disebut sebagai hutan terlarang sebelum disahkan sebagai hutan adat. Karena masyarakat memanfaatkannya sesuai kebutuhan, maka hutan ini hanya dijaga dan siapa saja boleh memanfaatkannya," tambah Eni.