Sosialisasi transisi PAUD ke SD yang menyenangkan
RIAU1.COM - Seluruh pihak diajak Bunda PAUD Provinsi Riau, Zuliana Rahman Hadi untuk mewujudkan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, dalam sosialisasi di Car Free Day Pekanbaru, Ahad (27/10/2024), Zuliana menekankan pentingnya mengubah paradigma pendidikan anak usia dini.
Zuliana menjelaskan, bahwa gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan ini sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar. Tujuan utama dari gerakan ini adalah menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menyenangkan bagi anak-anak, tanpa membebani mereka dengan tuntutan akademik yang terlalu dini.
Dijelaskan, terdapat beberapa hal yang harus dipahami tentang gerakan transisi Paud ke SD yang menyenangkan, adanya 3 target perubahan yaitu, pertama, menghilangkan tes calistung dari proses penerimaan peserta didik baru di SD.
"Kita harus menghilangkan anggapan bahwa anak harus bisa membaca, menulis, dan berhitung (calistung) sebelum masuk SD. Kemudian, kedua kita harus menerapkan masa perkenalan lingkungan belajar selama 2 minggu pertama," sebut Zuliana.
Selanjutnya, kata dia lagi, ketiga harus mampu menerapkan pembelajaran enam kemampuan pondasi awal. Hal ini dilakukan, untuk memberikan pemahaman kepada stakeholder terkait agar bisa memberikan yang terbaik untuk masa depan anak bangsa.
Dia menambahkan, bahwa kemampuan dasar yang lebih penting adalah enam pondasi awal yang meliputi nilai agama dan budi pekerti, kematangan emosi, keterampilan sosial, dan kemampuan kognitif.
Satu di antara langkah konkret dalam mewujudkan transisi yang menyenangkan adalah dengan menerapkan masa perkenalan lingkungan belajar selama dua minggu pertama di SD. Hal ini bertujuan agar anak-anak dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru dengan lebih nyaman.
Zuliana juga menyoroti pentingnya pembelajaran yang berpusat pada anak. "Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda," ujarnya.
Zuliana menuturkan, bahwa ada 6 fondasi awal yang harus dipahami oleh anak paud dan SD kelas 1 dan 2, adalah mengenal nilai agama dan budi pekerti. Kemudian, kematangan emosi yang cukup untuk kegiatan belajar dan keterampilan sosial bahasa.
Selanjutnya, memaknai terhadap pembelajaran positif dan pengembangan keterampilan motorik perawatan diri untuk dapat berpartisipasi dilingkungan secara mandiri. Lalu, kematangan kognitif yang cukup memiliki dasar literasi, numerasi serta pemahaman dasar dalam kehidupan sehari hari.
"Oleh karena itu, pembelajaran di PAUD dan SD harus dirancang untuk mengakomodasi perbedaan individual setiap anak," sebutnya.*