Musrenbang RKPD Provinsi Riau Tahun 2024
RIAU1.COM - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengaku memiliki tiga strategi penghapusan kemiskinan ekstrem di Provinsi Riau.
Strategi tersebut kata Syamsuar yakni, pengurangan beban masyarakat melalui bantuan sosial dan jaminan sosial, peningkatan pendapatan masyarakat melalui program pemberdayaan sosial atau masyarakat, serta pengurangan kantong kemiskinan melalui program rumah layak huni, dan sanitasi.
Adapun jumlah penduduk miskin ekstrem di Provinsi Riau tahun 2022 berjumlah 100,33 ribu jiwa.
"Kita memiliki tiga strategi yakni pengurangan beban masyarakat, peningkatan pendapatan masyarakat, dan pengurangan kantong kemiskinan," ujar Gubernur Syamsuar dalam acara Musrenbang RKPD Provinsi Riau Tahun 2024 di Gedung Daerah Balai serindit, Rabu (5/4/2023).
Kemiskinan ekstrem erat kaitannya dengan permasalahan stunting. Ini artinya, jika ingin mengentaskan kemiskinan ekstrem, isu stunting menjadi hal penting untuk diperhatikan.
Menurut data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Provinsi Riau menurun menjadi 17,0 persen dibandingkan tahun 2021 yakni 22,3 persen. Sementara stunting nasional ada pada angka 21,6 persen.
Adapun kebijakan percepatan penurunan stunting yang dilakukan Pemprov Riau yakni memberikan bantuan keuangan khusus kepada desa dalam rangka operasional posyandu, advokasi dan penggalangan komitmen non pemerintah dan Tim Perceparan Penurunan Stunting (TPPS) sebagai bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha (TJSLBU).
Selanjutnya, melakukan asistensi pelaksanaan aksi konvergensi PPS di tingkat kabupaten kota dan penilaian kinerja PPS tahun 2023, serta melakukan intervensi prioritas melalui pemanfaatan data yang terintegrasi, meliputi data kemiskinan ekstrem, data keluarga beresiko stunting, data lokus stunting, DTKS, dan data indeks desa membangun.
"Adapun target penurunan stunting yang akan dicapai pada tahun 2024 yakni 12,38 persen," tutur Gubri.*