Fakultas Teknik Universitas Riau
RIAU1.COM - Markas Besar (Mabes) TNI melirik radar surveilans, yang diinisiasi Dr Yusnita Rahayu Dosen Fakultas Teknik Universitas Riau (Unri).
Pengembangan radar buatan sendiri dilakukan Dr Yusnita 10 orang mahasiswa Program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka Unri, serta Yussi Perdana Saputera ST MT dari PT Radar Telekomunikasi Indonesia (PT RTI), untuk menghemat biaya produksi.
Berdasarkan keterangan Yusnita, pengembangan radar ini karena Indonesia merupakan negara maritim dengan belasan ribu pulau yang sangat luas di mana sebagian besarnya merupakan laut.
"Radar ini sebagai alat surveilans bukan alat yang murah dan untuk memperbanyak jumlahnya. Karena dibutuhkan biaya yang tidak sedikit," kata Yusnita, Jumat (24/2).
Lalu dia menjelaskan, kerja sama dengan dengan PT RTI dilakukan untuk pengembangan suatu Prototype Man Portabla Coastal Surveillance Radar.
"Tujuan dikembangkannya radar ini adalah untuk keamanan teritorial laut wilayah Indonesia," ujar Yusnita.
Sebelum bekerjasama pihaknya dan PT RTI, Yusnita menjelaskan terlebih dahulu melakukan serangkaian diskusi intensif dengan pembagian tugas masing-masing.
"Sebagai inisiator dari pihak kampus, saya bertugas sebagai perancang antena radar bersama mahasiswa dan dosen, sementara Yussi melakukan proses fabrikasi sekaligus menguji kelayakan radar bersama tim PT RTI sebagai mitra Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI)," terang Yusnita.
Dia juga menyampaikan, radar yang telah diselesaikanmerupakan hasil dari penelitian program matching fund yang di terima tahun 2022.
"Radar ini hasil kerja sama antara mitra PT Radar Telekomunikasi Indonesia (RTI) dengan Unri dan 10 orang mahasiswa Program Merdeka Belajar, yakni Kampus Merdeka Unri," tutur Yusnita.
Paska radar diselesaikan, sambung dia, Alhamdulillah dua dari sepuluh mahasiswa MBKM tersebut diterima bekerja langsung di RTI.
Yusnita menjelaskan, bahwa radar ini secara prakteknya dapat menyangkau 40 kilometer jangkauan deteksi pergerakan kapal laut asing maupun dalam negeri, ataupun kapal musuh yang akan datang ke wilayah teritorial indonesia.
"Minggu lalu Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) menghubungi saya. Mereka besedia memanfaatkan produk radar ini untuk menjaga keamanan teritorial laut Indonesia khususnya Kota Dumai,"sebut Yusnita.*