Ilustrasi/net
RIAU1.COM - Kini sebanyak 110 kepala keluarga (KK) Dusun Parit Ambon dan Dusun Teluk Pundur Desa Simpang Kateman, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, bisa menikmati listrik 24 jam.
Hal itu dikarenakan PT PLN (Persero) menghadirkan listrik di wilayah tersebut dalam upaya mewujudkan energi berkeadilan bagi seluruh masyarakat.
Kehadiran listrik 24 jam ini disambut suka cita oleh warga dua dusun terpencil tersebut. Biasanya mereka hanya diterangi dengan alat penerangan seadanya di malam hari, tapi kini PLN hadir 24 jam untuk mereka.
Ahmad Rafidien salah satu warga Dusun Parit Ambon mengatakan, masuknya listrik di wilayahnya menjadi berkah bagi warga yang telah lama mendambakan akses listrik.
“Kami menyadari proses pembangunan jaringan listrik sampai ke daerah kami tidak semudah membalikkan telapak tangan, kerja keras dan perjuangan PLN telah membuahkan hasil," kata Ahmad belum lama ini.
Ahmad mengakui dulunya desa mereka merasakan kegelapan di malam hari. Tetapi kini listrik sudah menyala 24 jam sehingga anak-anak usia dini bisa mengaji di malam hari dengan penerangan tanpa batas dari PLN.
"Anak-anak bisa mengaji di malam hari, mereka bisa belajar dengan nyaman dan keperluan kami di malam hari dapat terpenuhi karena listrik menyala dimalam hari. Terimakasih PLN," ujar Ahmad.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Riau & Kepulauan Riau (UIDRKR), Parulian Noviandri menjelaskan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diamanahi bidang kelistrikan, pihaknya berkomitmen mendukung Pemerintah untuk meningkatkan elektrifikasi nasional.
"Meski dusun-dusun tersebut berlokasi cukup terpencil atau berjarak sekitar 226 kilo meter dari Kota Pekanbaru dan 60 kilo meter dari Kota Tembilahan yang merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Indragiri Hilir, tak menyulutkan semangat insan PLN menghadirkan akses kelistrikan bagi saudara-saudara kita yang berada Dusun-dusun terpencil," ujar Parulian.
Dalam menghadirkan akses kelistrikan di wilayah tersebut, PLN membangun jaringan tegangan menengah sepanjang 3,7 kilometer sirkit (kms), jaringan tegangan rendah 4 kms dan trafo distribusi sebanyak 2 unit.
”Kondisi geografis dan infrastruktur jalan yang masih sangat terbatas menyebabkan kesulitan mobilisasi material. Kami memanfaatkan moda transportasi air untuk menjangkau dusun-dusun terpencil tersebut," jelas Parulian.
Namun segala kesulitan yang menghadang, tak membuat petugas PLN menyerah. Parulian menyebutkan petugas PLN terus berusaha untuk melistriki semua pelosok negeri dengan sumber daya yang dimiliki agar rasio elektrifikasi bisa mencapai 100 persen.*