Gubri Syamsuar Berharap Nilai Tukar Petani Riau Terus Meningkat

2 Desember 2022
Gubri Syamsuar bersama petani

Gubri Syamsuar bersama petani

RIAU1.COM - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Riau per November  2022 sebesar 151,97  atau naik sebesar  5,64  persen dibanding NTP Oktober 2022 sebesar 143,86. 

Kenaikan NTP ini disebabkan oleh naiknya  indeks harga yang diterima petani  sebesar 5,50 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan yaitu turun sebesar 0,13 persen. 

Selanjutnya, Kepala BPS Riau Misfaruddin menerangkan pada  November 2022, tujuh provinsi di Pulau Sumatera mengalami kenaikan NTP.

Provinsi Riau tercatat sebagai provinsi dengan kenaikan NTP tertinggi di Pulau Sumatera yaitu naik sebesar 5,64 persen. 

Sementara Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebagai provinsi di Pulau Sumatera yang mengalami penurunan NTP tertinggi yaitu turun sebesar 1,58 persen.

Dia menyebutkan, pada November 2022, terjadi penurunan indeks harga konsumsi rumah tangga pertanian di Provinsi Riau sebesar 0,24 persen. Hal ini utamanya disebabkan adanya penurunan pada kelompok pengeluaran  makanan, minuman dan tembakau yaitu turun sebesar 0,53 persen.

"Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau mengalami kenaikan sebesar 5,33 persen, yaitu dari 138,40 pada Oktober 2022 menjadi 145,77 pada November 2022," ucapnya, Jumat (2/12/22).

Mendapat laporan tersebut, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar merasa bersyukur. Ia berharap NTP di Riau dapat terus meningkat.

"Alhamdulillah semoga Nilai Tukar Petani kita terus meningkat," tutupnya.

Untuk diketahui, NTP)adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). 

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.*