Kadisbud Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen
RIAU1.COM - Festival Budaya Melayu (FBM) tahun 2024 yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Riau bersama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengusung tema Rempah dalam Khazanah Alam Melayu Riau: Meramu Hulu Menghimpun Muara.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen menegaskan bahwa pada tahun ini FBM diselaraskan dengan program prioritas nasional di Ditjenbud untuk pendukungan event Jalur Rempah.
Sebuat dia, dengan demikian sejumlah program yang dirumuskan bersama pihak dari unsur stakeholders kebudayaan dan komunitas diazamkan untuk menitik-beratkan bagaimana peran Riau pada Jalur Rempah nusantara.
“Riau sebagai bagian dari wilayah nusantara tentu saja memiliki irisan yang jelas terhadap Jalur Rempah, baik di sisi kebudayaan apalagi keekonomian. Festival ini selain menarasikan sejarah, budaya, dan masyarakat dalam literasi Jalur Rempah, juga berupaya agar tradisi dan kebiasaan yang berkait kelindan dengan khazanah rempah dan kekayaan alam Riau tersebut kembali direvitalisasi untuk masa depan kebudayaan,” papar Kadisbud Riau.
Lalu menurut Raja Yose, FBM akan menjadi ruang bersama bagi komunitas dan masyarakat umum untuk menyimpai kearifan lokal, tradisi budaya, hutan tanah serta potensi alam lingkungan dan adat istiadat untuk mengokohkan jati diri Melayu Riau dalam kenusantaraan.
“Riau mendukung program event Jalur Rempah nasional melalui Festival Budaya Melayu yang dikerjasamakan dengan Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek. Dan kami mengucapkan terima kasih kepada Ditjenbud yang telah memberi laluan kepada Provinsi Riau untuk bersama-sama mendukung Jalur Rempah menjadi Warisan Dunia,” tutur Raja Yose.
Beberapa program utama FBM yang berlangsung pada 29 Agustus hingga 8 September 2024 antara lain Diskusi Budaya Jalur Rempah, Seminar Jalur Rempah dan Tradisi Lisan, Workshop Cipta Karya Tradisi Lisan, Sayembara Pantun “Etno Medicine”.
Kemudian, ada pula Pameran Fotografi “Cerita Rempah dan Kekayaan Alam Riau”, Pameran Warisan Budaya Takbenda Indonesia “Layang Kuau Raja Tebuk Isi”, Pameran Warisan Budaya di Jalur Rempah.
Lalu, Seni Instalasi “Mengiliu”, Pameran Makanan Melayu Riau “Segenap Perisa”, Panggung Pertunjukan dan Pergelaran Seni Budaya, Olahraga Tradisional dan Kreativitas “Laman Mastautin” dan lainnya.
Adapun kerja bersama ini didukung oleh sejumlah lembaga dan komunitas, antara lain Lembaga Adat Melayu Riau, Asosiasi Tradisi Lisan Riau, Dewan Kesenian Riau, PaSKI Pengda Riau, serta berbagai unsur komunitas budaya, pelaku budaya, seniman, dan lain-lain.*