Dibuka saat Nataru, Jalan Tol Bangkinang-Tanjung Alai Dioperasikan Tanpa Tarif

17 Desember 2023
Jalan Tol Bangkinang-Tanjung Alai

Jalan Tol Bangkinang-Tanjung Alai

RIAU1.COM - Sejumlah potret penampakan terbaru Jalan Tol Padang – Pekanbaru Seksi Bangkinang – Pangkalan Tahap I (Tanjung Alai) dirilis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)

Jalan tol yang merupakan feeder atau sirip dari Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) ini, telah mencapai progres 88,85%. Targetnya, jalan tol dengan suguhan pemandangan indah yang istimewa ini akan rampung seluruhnya atau 100% pada akhir Desember 2023 ini.

Pada libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru 2023/2024 ini, jalan tol sepanjang 24,7 km tersebut akan dioperasikan tanpa tarif. Dengan demikian, perjalanan darat dari Pekanbaru (Riau) – Padang (Sumatra Barat) tentu akan lebih cepat dan lebih singkat.   

Melalui jalan tol Bangkinang – Pangkalan Tahap I (Tanjung Alai), maka juga akan dapat memangkas waktu perjalanan sekitar 45 menit hingga 1 jam. Biasanya, Bangkinang - Koto Kampar (Koto Alai) ditempuh dengan lama perjalanan 45 - 60 menit, akan menjadi 18 - 20 menit saja melalui jalan tol, dengan kecepatan 80 km/jam.

Dalam pembangunannya, Jalan Tol Bangkinang – Pangkalan Tahap I (Tanjung Alai), menggunakan sejumlah teknik konstruksi. Untuk perbaikan tanah dasar digunakan replacement + preloading, dan untuk penahanan tanah digunakan teknik soil nailing dan MSE Wall.

Dan, yang lebih hebatnya, ruas Tol Bangkinang – Koto Kampar Tahap I (Tanjung Alai) menjadi yang pertama menggunakan jembatan jenis unibridge, sekaligus yang terpanjang di Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).

Sebab, ruas tol ini melalui kontur eksisting yang ekstrem berupa lembah dengan kedalaman hingga 30 meter dan panjang 500 meter, sehingga diperlukan bangunan jembatan.

“Kita telah lakukan beberapa kajian tipe-tipe jembatan di antaranya box beton (box girder), gelagar beton hingga girder dengan struktur sambungan yang menggunakan pin (unibridge). Kemudian disepakati menggunakan metode unibridge dengan sejumlah pertimbangan,” terang Direktur Operasi III PT Hutama Karya (Persero) Koentjoro dalam keterangannya yang dimuat Padangkita.

Ia menjelaskan dengan unibridge, maka jumlah kolom yang diperlukan lebih sedikit, struktur atas yang ringan sehingga dapat mengoptimasi dimensi kolom dan pondasi. Kemudian, proses pekerjaan yang lebih mudah dan sederhana, sehingga metode ini lebih unggul juga dalam segi biaya konstruksi. 

Selanjutnya, dengan tinggi jembatan berkisar 20 m – 30 m dan panjang bentang 60 m, ruas ini nantinya dilengkapi 3 jembatan yang dilakukan dengan metode unibridge.

Jembatan ini dinamakan Jembatan Gadang 1 dan Jembatan Gadang 2, berlokasi di Desa Pulo Gadang, Kecamatan XIII Koto Kampar. Sementara itu, Jembatan Alai 1 berlokasi di Desa Tanjung Alai, Kecamatan XIII Koto Kampar.

Metode unibridge yang ditemukan oleh Matiere ini memiliki keunikan dari sisi pelaksanaan pekerjaan jembatan. Salah satunya, sambungan antarsegmen jembatan yang digunakan hanya pin baja bermutu tinggi, untuk hasil pengerjaan yang bermutu dan kualitas tinggi dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan.

Seksi Bangkinang – Pangkalan Tahap I Bangkinang – Koto Kampar juga akan dilengkapi dengan 1 interchange, 1 overpass, 8 mainbridge, dan 2 gerbang tol.

Diketahui, Jalan Tol Padang – Pekanbaru memiliki panjang total 254 km. Dalam pembangunannya jalan tol ini dibagi menjadi 6 seksi. Dua seksi masuk wilayah Riau, yakni Tol Pekanbaru – Bangkinang dan Tol Bangkinang – Pangkalan.

Kemudian, 4 seksi masuk wilayah Sumatra Barat (Sumbar), yakni Padang – Sicincin, Sicincin – Bukittinggi, Bukittinggi – Payakumbuh, dan Seksi Payakumbuh – Pangkalan. Dari 4 seksi ini, baru 1 yang tengah dikerjakan, yakni Seksi Padang – Sicincin sepanjang 36,6 km. Ruas tol ini ditarget selesai tahun 2024 mendatang.*