Warga terdampak banjir di Pelalawan/ Dok. Polsek Bunut
RIAU1.COM - Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, hingga saat ini, masih ada 3.398 jiwa dari 890 kepala keluarga (KK) di Riau mengungsi akibat banjir.
Untuk total warga Riau yang terdampak banjir tercatat sebanyak 147.301 jiwa dari 36.541 KK. Lokasinya tersebar di 6 kabupaten/kota di Riau.
Berdasarkan keterangan Kepala pelaksana BPBD Riau M Edy Afrizal, jumlah paling warga yang banyak terdampak banjir berada di Kabupaten Pelalawan, yakni 2.070 jiwa dari 557 KK. Kemudian, Rokan Hilir 692 jiwa dari 173 KK, Inhu 424 jiwa dari 106 KK, Dumai 88 jiwa dari 22 KK, Bengkalis 84 jiwa dari 22 KK, dan Siak 40 jiwa dari 10 KK.
“Dari data yang kami dapatkan, untuk total warga Riau yang saat ini masih mengungsi ada 3.398 jiwa. Wilayahnya tersebar di 6 kabupaten/kota di Riau. Sementara itu untuk rumah yang terdampak banjir sebanyak 36.506 rumah. Fasilitas kesehatan 7 unit, fasilitas pendidikan 50 sekolah, serta fasilitas umum 84 unit,” ujar M Edy Afrizal, Rabu (17/1).
Lalu dijelaskan Edy Afrizal, curah hujan yang masih cukup tinggi, dan sangat berdampak terhadap pembukaan pintu waduk PLTA Koto Panjang Kampar. Akibatnya air sungai Kampar dan alirannya juga melewati Sungai Siak dan Sungai lainnya yang ada di daerah, menyebabkan terjadinya air sungai melimpah bahkan menyebabkan banjir.
“Bukaan pintu waduk atau spilway PLTA Koto Panjang masih dibuka sekitar 30 sentimeter. Tentunya juga menyebabkan air sungai juga meluap dan naik, ditambah curah hujan yang masih tinggi," sebut dia lagi.
Daerah yang masih dilanda banjir di antaranya, Kabupaten Pelalawan, Bengkalis, Inhil, Rohil, Rohul, Kampar, termasuk Pekanbaru. BPBD Riau telah mengirimkan logistik ke daerah yang terdampak banjir, dan membantu masyarakat yang mengungsi ke daerah yang aman dari banjir di Pelalawan.
“Kami sudah mengirimkan logistik seperti selimut, kain sarung, makanan, minyak sarden dan bahan pokok lainnya. Banjir mungkin akan semakin meningkat setelah dibukanya spilway gate,” demikian Edy Afrizal.*