Ilustrasi Heli Water Bombing/Net
RIAU1.COM - Saat ini di Riau tersisa satu unit helikopter jenis Super Puma yang masih bertahan untuk membantu pemadaman Kabakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Sementara helikopter sikorsky yang sebelumnya diperuntukan untuk kegiatan Water Bombing (WB) di Riau sudah ditarik ke Australia.
"Heli WB tinggal satu. Yang heli Sikorsky sudah digeser ke Australia. Kebetulan kontraknya juga sudah habis," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edy Afrizal, Selasa (17/10/23).
Dengan hanya satu heli WB di Riau, upaya pemadaman Karhutla yang masih terjadi di beberapa wilayah Riau tidak bisa maksimal. Terlebih jika titik Karhutla terjadi jauh dari akses darat.
Edy mencontohkan kabakaran Karhutla saat ini yang terjadi di daerah Indragiri Hulu (Inhu) berdekatan dengan kawasan taman nasional Bukit Tigapuluh. Areal berbukit dan jauh dari akses darat, menyulitkan petugas tim darat melakukan pemadaman.
Sementara Karhutla juga terjadi di Indragiri Hilir (Inhil), kemudian di Pelalawan. Namun karena hanya ada satu heli WB, pemadaman melalui udara ini pun harus bekerja ekstra, sebagai bentuk dukungan upaya pemadaman dari udara.
Karena itu, pusat diharapkan dapat menambah minimal satu unit heli WB ke Riau. Mantan Kepala BPBD Kepulauan Meranti hari ini sudah berkoordinasi dengan BNPB agar Riau kembali dikirim heli yang diperuntukan untuk kegiatan WB.
"Sudah, baru saja saya sudah menghubungi BNPB. Karena dengan satu heli super puma milik BNPB untuk WB. Karhutla banyak ditemukan daerah perbukitan sulit diakses tim darat. Seperti di Inhu, lokasi kabakaran jauh dari akses darat," ujar Edy.*