BKSDA Tuding Lokasi Konflik Harimau dengan Manusia di Inhu Marak Pembalakan Liar

21 Mei 2023
Ilustrasi/net

Ilustrasi/net

RIAU1.COM - Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau mengaku telah mengumpulkan bahan keterangan di lokasi, serangan Harimau di Kawasan Hutan Sungai Siam, Kabupaten Indragiri Hulu, Kamis (18/5) lalu.

Hasilnya korban dan rekannya diketahui sedang melakukan aktivitas penebangan liar di kawasan tersebut.

"Jadi lokasi warga tewas diserang harimau merupakan habitat harimau sumatera," kata Kepala Balai Besar KSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan, S.Hut, MM, Sabtu (20/5).

Dijelaskan Genman, kronologis kejadian hasil pengumpulan bahan keterangan menurut saksi. Awalnya pada Kamis (18/5) pagi sekitar pukul 7.00 WIB korban Sulaiman (46) bersama Sahroni (48) dan Suprianto (30) berjalan kaki dari pondok kerja ke tempat penebangan kayu di hutan. 

Saat itu berjalan beriringan posisi korban dan saksi lainnya masing-masing berjarak lebih kurang 20 meter dan tidak saling melihat.

Sekitar 30 menit berjalan, Suprianto tiba-tiba melihat korban sudah tergeletak dengan kondisi meninggal dunia. Kemudian langsung memanggil Sahroni meminta dibantu mengangkat dan memindahkan tubuh korban lebih kurang 3 meter. 

"Saat itu juga para saksi melihat seekor harimau sumatera muncul dari lokasi kejadian," kata Genman.

Namun, saat korban diserang harimau, para saksi mengaku tidak melihat dan mendengar karena kerasnya suara mesin “chainsaw” pemotong kayu.

Setelah itu, saksi-saksi langsung mengabarkan keluarga korban untuk menjemput jasad korban, sekitar pukul 18.00 WIB jenazah Sulaiman dibawa ke rumah duka di Jalan Pendulidikan dan dikebumikan.

"Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan telah menurunkan tim ke TKP. Di lokasi tim menemukan maraknya penebangan liar sebagai informasi lokasi tersebut menjadi bagian habitat Harimau Sumatera di Landskap Semenanjung Kampar," ucap Genman.

Untuk pencegahan kejadian serupa terjadi lanjut Genman, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polsek Gaung dan pihak terkait untuk bersama-sama mengamankan Harimau Sumatera dari tindakan anarkis.

"Tim juga menghimbau warga agar menghentikan penebangan liar di kawasan tersebut sebagai habitat Harimau Sumatera untuk menghindari kejadian berulang," pungkasnya.*