Pengukuhan dua guru besar di Universitas Riau
RIAU1.COM - Sidang Terbuka Senat Universitas Riau (UNRI) digelar dalam rangka pengukuhan jabatan Guru Besar, Prof Dr Reni Suryanita ST MT PhD dari Fakultas Teknik (FT) dan Prof Dr Ir Suparmi MSi dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK), Selasa (7/3/2023).
Rektor UNRI Sri Indarti mengatakan bahwa ini merupakan anugerah bagi sivitas akademika UNRI atas penambahan jumlah Guru Besar yang ada.
Pengukuhan Guru Besar ini, menambah jumlah Guru Besar UNRI sebanyak 88 orang yang tersebar di berbagai fakultas, dengan rincian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) 20 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 5 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) 11 orang, Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) 20 orang, Fakultas Pertanian (FP) 5 orang, Fakultas Teknik (FT) 10 orang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) 16 orang, dan Fakultas Kedokteran (FK) 1 orang.
“Pada hari ini, UNRI mengukuhkan dua orang Guru Besar dari bidang ilmu yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa khazanah ilmu pengetahuan itu sangat luas. Semua bidang keilmuan ini, memiliki manfaat yang sama besar nilainya, bagi penunjang kehidupan manusia. Merujuk pada orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof Dr Reni Suryanita ST MT PhD tentang Sistem Pemantauan Kesehatan Struktur Jembatan Menggunakan Kecerdasan Buatan Neuro Genetic Hybrid, memberikan manfaat penting dalam bidang struktur jembatan,” ujar rektor.
Disebutkan dia, dari kajian yang disampaikan, menjelaskan tentang prosedur pemantauan kesehatan struktur jembatan. Pemantauan struktur jembatan digunakan untuk melacak aspek kinerja atau kondisi jembatan dengan cara proaktif. Konsep pemantauan kesehatan struktur itu, dapat dijelaskan dalam hal manajemen kesehatan preventif dalam ilmu kedokteran. Diagnosis dan tindakan pencegahan dini terhadap penyakit berdampak lebih baik karena peluang untuk sembuh secara signifikan lebih tinggi.
“Konsep diagnosis seperti inilah dalam bidang struktur jembatan dapat menggantikan pemeliharaan berbasis waktu dengan gejala kerusakan yang dapat dideteksi secara dini dengan kata lain penerapan pemeliharaan struktur jembatan berbasis kesehatan struktur. Melalui hal ini, para praktisi jembatan secara rasional dapat membuat keputusan yang tepat berdasarkan hasil pemantauan kesehatan jembatan yang lebih akurat,” ucapnya.
Selanjutnya, Sri menyampaikan, merujuk pada orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof Dr Ir Suparmi MSi melalui judul Prospek pengembangan Teknologi Pengolahan Udang Rebon Sebagai Bahan Baku untuk produk pangan dan flavor fungsional di masa depan, menggambarkan bahwa Banyak pengembangan produk pangan yang dapat dilakukan untuk pengembangan khusus pada udang rebon, menggambarkan bahwa potensi-potensi udang rebon dalam kehidupan masyarakat.
Ini juga berangkat dari adanya kondisi krisis pangan saat ini menjadi isu utama dunia. Situasi dan perubahan iklim menyebabkan produktivitas bidang pangan menjadi terganggu. Hal ini juga dihadapkan dengan posisi Indonesia yang juga dalam upaya menurunkan angka stunting dan gizi buruk.
“Melihat kondisi itulah, dari banyaknya potensi anekaragam sumberdaya hayati yang ada, satu diantaranya dari sektor perikanan, maka udang rebon dapat menjadi bahan baku yang dapat dikembangkan menjadi produk pangan, dengan ditunjang melalui kajian-kajian keilmuan yang bisa membuat solusi terhadap sesuatu hal yang tengah terjadi di masyarakat,” ujar Guru Besar Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia ini menjelaskan.
Lebih lanjut Sri menjelaskan, pada sektor peningkatan mutu dan kualitas tenaga pendidik, untuk mewujudkan peningkatan jumlah Guru Besar di Universitas Riau. Saat ini ada 19 dosen yang tengah diusulkan untuk menjadi Guru Besar, dan ini juga bagian dari sasaran strategis UNRI dalam menjaga mutu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
"Begitu pula upaya peningkatan mutu melalui kompetensi dosen UNRI dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir ini, yaitu dari tahun 2021-2022. UNRI telah mengirimkan sebanyak 21 orang tenaga pendidik untuk melanjutkan jenjang pendidikan Strata Tiga Doktoral (S3) pada tahun 2021, dan sebanyak 58 orang tenaga pendidik pada tahun 2022," tukasnya.*