Berikut Strategi Rohul Nihil Titik Api Karhutla

22 Mei 2023
ilustrasi/net

ilustrasi/net

RIAU1.COM - Sejauh ini kabupaten Rokan Hulu (Rohul) nihil dari titik api kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Berdasarkan keterangan Kapolres Rohul AKBP Budi Setiyono, pihaknya melakukan sejumlah straregi dalam pencegahan karhutla. Selain patroli rutin, TNI Polri dan sejumlah instansi terkait saling berkodinasi dalam sosialisasi ke masyarakat.

"Memasuki musim kemarau, potensi Karhutla bisa terjadi kapan saja, hendaknya diantisipasi serta komitmen maupun tanggung jawab bersama. Termasuk kerjasama seluruh elemen dan komponen masyarakat di Rohul," kata Budi belum lama ini.

Budi bersyukur daerah Rohul tidak terjadi karhutla hingga saat ini. Dia menyebutkan, karhutla tak hanya menjadi tugas tanggungjawab pemerintah daerah, Polri, TNI,  juga tanggungjawab bersama seluruh stakeholder dan masyarakat.

"Mari kita pertahankan wilayah Rohul zero titik api, tingkatkan sinergitas dalam upaya pencegahan dan penanganan karhutla," ujarnya.

Budi mengakui, karhutla di wilayah Rohul masih dapat dikendalikan. Hal itu berkat kerja keras dan sinergitas seluruh pihak. Sehingga karhutla di Rohul masih dapat dikendalikan.

"Namun, kita tidak bisa lengah, tetap waspada dan siaga. Untuk mempertahankan, hal tersebut, kita melakukan patroli rutin, Polres Rohul beserta polsek jajaran, TNI, camat, kades, lurah dan lainnya," kata Budi.

Budi menjelaskan, dalam konteks pencegahan, pihaknya melakukan apel gelar pasukan penanggulangan karhutla,  Pemda bersama Polres telah menggelar rapat koordinasi (Rakor) analisa dan evaluasi tingkat Kabupaten Rohul.

Selain itu, Polres Rohul juga membuka ruang diskusi dengan masyarakat lewat program Jumat Curhat Presisi rutin sekali sepekan. Dalam kesempatan itu, pihaknya menyosialisasikan antisipasi dan pencegahan karhutla.

"Kepada masyarakat dan jamaah masjid yang dikunjungi secara bergiliran, kami juga mengimbau bersama-sama menjaga wilayahnya agar tidak terjadi karhutla," tegas Budi. 

Budi menyanpaikan, berdasarkan informasi perkiraan cuaca dari BMKG, pada bulan Juni mendatang diprediksi akan terjadi musim kemarau panjang, puncaknya pada September dan diperkirakan Oktober sudah normal. 

Budi bersama anak buahnya intens melakukan mapping daerah rawan terjadinya karhutla. Bahkan, dia juga melakukan inventarisasi kekuatan personel gabungan dan peralatan untuk melakukan pemadaman serta pendingan karhutla.

Di samping itu, dia juga menggandeng dan meningkatkan koordinasi, komunikasi kerjasama secara proaktif dan kolaboratif dengan semua unsur terkait.

"Para kapolsek, camat dan danramil dibantu dengan Bhabinkamtibmas, babinsa, kades dan lurah serta MPA di 16 kecamatan melakukan upaya preemtif dan preventif dalam pencegahan dan penanganan karhutla Rohul," terangnya.

Budi mengajak anggotanya secara rutin melakukan pengecekan terhadap perlengkapan dan peralatan karhutla, di masing-masing polsek serta instansi terkait. Dia ingin memastikan ketersediaan embung dan kanal bloking pada areal perusahaan dan permukiman masyarakat untuk segera disiagakan.*