Akademisi Univrab: Prinsip Hidup Orang Melayu harus Tetap Kokoh di Tengah Globalisasi

13 Mei 2023
Usai kuliah umum Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Abdurrab

Usai kuliah umum Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Abdurrab

RIAU1.COM - Kuliah umum bertema Islam dan Jati Diri Melayu di Era Multikulturalisme dan Globalisasi akhir pekan ini digelar Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Abdurrab (Prodi IK Univrab).

Kuliah umum Prodi Ilmu Komunikasi Univrab ini digelar di aula Univrab dengan mendatangkan Ustaz Dr KH Suhaidi, yang juga merupakan anggota DPRD Riau Dapil Inhil.

Kaprodi Ilmu Komunikasi Univrab, Suci Shinta Lestari SSos MIK mengatakan, bahwa Prodi Ilmu Komunikasi masif melakukan kegiatan kuliah umum dengan mendatangkan narasumber berpengalaman untuk menambah ilmu dan wawasan mahasiswanya.

"Kuliah umum kedua di semester genap ini kami rancang dengan tema mengikuti perkembangan dinamika kehidupan masyarakat di Riau," kata Suci.

Ia berharap semoga kuliah umum dengan tema Islam dan Jati Diri Melayu di Era Multikulturalisme dan Globalisasi ini dapat mengokohkan prinsip-prinsip kehidupan Melayu yang kental dengan syariat islam, khususnya pada generasi muda masa kini.

"Nilai-nilai Islam yang menjadi prinsip hidup orang Melayu harus tetap kokoh di tengah arus globalisasi. Semoga kajian di kuliah umum ini dapat bermanfaat," ungkap Suci membuka kegiatan kuliah umum tersebut.

Sementara itu, Ustaz Dr KH Suhaidi mengawali pemaparannya dengan menyampaikan tentang Melayu dan Islam adalah dua hal yang tak terpisahkan dalam sejarah dan budaya nusantara.

"Hubungan antara Islam dan Melayu sangat erat, karena Islam telah menjadi bagian integral dari identitas Melayu selama berabad-abad," kata Ustaz Dr KH Suhaidi.

Sejarah penyebaran Islam di Asia Tenggara, kata Ustaz Suhaidi, termasuk di wilayah Melayu, dimulai pada abad ke-7 Masehi melalui hubungan dagang dan kebudayaan dengan pedagang Arab.

Penyebaran Islam di wilayah Melayu terus berlanjut selama berabad-abad melalui perdagangan, perkawinan, dan pengaruh ulama.

Dalam budaya Melayu, Islam menjadi faktor penting yang membentuk nilai-nilai, norma-norma, dan adat-istiadat.

"Hal ini tercermin dalam bahasa Melayu, di mana banyak kata-kata dan frasa dalam bahasa Melayu memiliki akar kata dalam bahasa Arab, yang merupakan bahasa pengantar agama Islam," jelasnya.

Di samping itu, Islam juga telah memainkan peran penting dalam pembentukan identitas politik dan sosial Melayu. Di beberapa wilayah Melayu, seperti Malaysia dan Indonesia, Islam telah menjadi faktor unifikasi dalam membentuk negara bangsa Melayu modern. Sejak kemerdekaannya, kedua negara telah menegaskan identitas Islam dan Melayu dalam konstitusi mereka.

Selain itu, dalam masyarakat Melayu, agama Islam juga memiliki peran penting dalam membentuk struktur sosial dan kesejahteraan masyarakat. Kehidupan sosial dan budaya Melayu sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam seperti kebersamaan, toleransi, dan bantuan sosial.

Islam tidak hanya menjadi agama Melayu, tetapi juga merupakan salah satu faktor penting yang membentuk dan mempengaruhi struktur sosial, budaya, dan politik masyarakat Melayu.

"Dalam masyarakat Melayu, agama Islam dipandang sebagai agama yang memelihara kesatuan dan persatuan bangsa serta memberikan panduan moral bagi individu dalam kehidupannya sehari-hari," tegasnya.

Sebagai hasil dari perpaduan antara Islam dan budaya Melayu, lahir konsep Melayu Islam Beraja yang menjadi prinsip dasar negara Malaysia. Konsep ini menekankan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam budaya Melayu, termasuk nilai-nilai seperti kesederhanaan, saling menghormati, dan kebaikan.

Konsep ini juga menegaskan pentingnya peran raja-raja Melayu dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai Islam dalam masyarakat. Seni dan budaya Melayu juga memiliki pengaruh Islam yang kuat

Seni seperti tarian, teater, dan musik Melayu sering kali memiliki unsur-unsur Islam dalam tema dan ceritanya. Selain itu, seni rupa Melayu seperti seni ukir, seni tenun, dan seni khat juga memiliki pengaruh Islam yang jelas dalam bentuk hiasannya.

Dalam kesimpulan, hubungan antara Melayu dan Islam adalah hubungan yang erat dan bermakna. Masyarakat Melayu dan Islam saling melengkapi dan memperkaya satu sama lain.

Konsep Melayu Islam Beraja menggarisbawahi betapa pentingnya menjaga dan melestarikan nilai-nilai Islam dalam budaya Melayu. Melalui pengaruh Islam, budaya Melayu telah menjadi salah satu budaya yang unik dan indah di dunia, dengan kekayaan seni, adat, dan budaya yang kaya dan beragam.

"Tetapi hari ini dimana kita hidup di era multikulturalisme dan globalisasi yaitu Multikulturalisme adalah sebuah konsep yang mengacu pada keberagaman budaya, agama, bahasa, dan latar belakang etnis yang ada dalam suatu masyarakat," sebut dia lagi.*