Harimau Bonita
Riau1.com - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), diharapkan dapat memaksimalkan bantuan dari perusahaan yang ada disekitar Hutan Kerumutan. Tindakan itu bakal memperbesar peluang tertangkapnya Harimau yang meresahkan warga. Demikian dikatakan, aktivis lingkungan hidup,Made Ali.
Menurut pimpinan LSM Jikalahari itu, hutan Kerumutan pada dasarnya memang merupakan wilayah jelajah Harimau. Oleh sebab itu pihaknya menggesah Pemerintah agar melibatkan perusahaan yang ada disekitar Hutan tersebut.
"Terlepas keberadaan Hutan Tanaman Industri (HTI) disana, landskap Kerumutan itu memang wilayah jelajah Harimau, mau tidak mau pemerintah panggil semua perusahaan itu," terangnya kepada Riau1, Selasa (17/4/2018).
Adapun, hutan Kerumutan merupakan hutan suaka alam dengan corak area didominasi lahan gambut. Hutan ini memiliki luas lebih kurang 1,3 juta hektar. Perihal satwa yang "mukim" diarea ini termasuk Harimau Sumatera, Beruang Madu, Harimau Dahan, dan satwa lainya.
Saat ini, berdasarkan data yang dimiliki Jikalahari, di Kerumutan terdapat 30 perusahaan sawit dan HTI. Dikatakan Made, hampir semua perusahaan tersebut tak menunjukkan respon berarti atas persoalan Harimau.
" Yang bertanggung jawab sepertinya cuma 2 perusahaan. Harusnya seluruh perusahaan yang hadir disitu, diminta tanggung jawab. Selain itu pihak terkait semestinya juga membentuk tim besar yang terdiri dari sejumlah pawang, rekan-rekan NGO, dan instansi pemerintah lainya yang berkompeten soal Harimau," tutupnya.
R1/Adi/Feb