Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Zaherman Muabezi
RIAU1.COM - Menurut Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Zaherman Muabezi menyampaikan bahwa dengan dilakukannya kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Riau, maka ditargetkan kasusnya nol.
Zaherman mengungkapkan, hasil Monev hari ini akan disampaikan ke kepala BNPB. Kemudian, kepala BNPB akan menyampaikan kepada Presiden RI.
"Kita berharap khusus yang ada sekarang ini target kita adalah nol. Itu khusus di Riau dan Indonesia," katanya, Senin (17/10/22).
Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB mengatakan, bagi provinsi dan kabupaten/kota yang kasus PMKnya masih tinggi, akan diadakan rapat evaluasi diundang ke Jakarta untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.
Tapi bagi daerah yang tidak terlalu tinggi, cukup mengikuti secara online dari daerahnya masing-masing, yang direncanakan akan diselenggarakan pada pertengahan bulan depan.
"Dari paparan Wakil Gubernur, Riau sendiri tidak terlalu banyak (kasus PMK). Di Sumatera yang tinggi itu Sumatera Barat," ucapnya.
Zaherman menerangkan, untuk penanganan PMK ini yang didorong itu adalah vaksinasi untuk masing-masing ternak.
Disamping itu, juga dilakukan pengobatan, dan yang tidak kalah penting itu adalah dilakukannya bio security.
"Jadi lalu lintas ternak dari Riau ke Sumbar, Riau ke Jambi maupun Riau Sumut kita lakukan bio security. Kalau tidak kita lakukan ya percuma saja. Jadi oleh karena itu bio security ini sangat penting sekali," ucapnya.
Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB menambahkan, bagi hewan terpapar PMK yang sudah tidak bisa disembuhkan akan langsung disembelih, dengan kompensasi satu ekor sapi sebesar Rp 10 juta.
"Jadi kami Monev (PMK di Riau), itu yang kita dorong untuk jadi nol," sebutnya.
Menurut dia, pengendalian PMK ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh dinas peternakan, akan tetapi adalah kerja pentahelix dan harus berkoordinasi.
Oleh karena itu sebutnya, BNPB selaku Satgas yang diperintahkan Presiden, perlu melakukan evaluasi. Apa hal-hal yang menjadi kendala dan kalau bisa dipecahkan bersama.
"Oleh karena itu yang sakit kita vaksin dan diobati dan dikasih vitamin. Mudah-mudahan dalam dua minggu ini bisa sembuh dan Riau zona hijau (PMK)," tutupnya.*