Ilustrasi/Net
RIAU1.COM - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Riau menggelar diskusi terpumpun atau Forum Discussion Group di Perpustakaan Soeman H.S Provinsi Riau, Senin (17/10).
Kegiatan ini merupakan sinergitas bersama untuk percepatan peningkatan literasi digital di Provinsi Riau.
Turut hadir di acara itu, Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Provinsi Riau, Erisman Yahya.
Selain itu, FGD ini juga mengundang beberapa narasumber yaitu Direktur Politeknik Caltex Riau Dr. Dadang Syarif Sihabudin Sahid, Rektor Unilak Dr Junaidi, Ketua Umum Relawan TIK Indonesia, Fajar Eri Dianto.
Selain menciptakan pola kerja sama yang lebih luas, tujuan lain dilaksanakannya FGD ini yaitu bisa menciptakan ekosistem literasi digital di semua aspek masyarakat khususnya di lingkungan perpustakaan sebagai penunjang program inklusi sosial perpustakaan.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, bahwa pada era digitalisasi saat ini literasi digital sangat penting bagi semua kalangan masyarakat.
"Terlebih lagi, literasi digital telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat, sehingga tidak bisa dielakkan lagi dengan segala kecanggihan yang disodorkan," kata Mimi Yuliani Nazir.
"Hal ini, bertujuan agar manfaat literasi digital bisa dirasakan semua elemen masyarakat hingga kepelosok desa," lanjutnya.
Mantan Kadiskes Riau ini menyampaikan, bahwa berdasarkan data dari Dukcapil Kemendagri bahwa jumlah penduduk Indonesia per 30 Juni 2022 atau Semester I 2022 tercatat sebanyak 275.361.267 jiwa.
Sedangkan, jumlah penduduk Indonesia yang mempunyai handphone ada sekitar 370,1 juta pada Januari 2022. Kemudian, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022.
"Diharapkan dengan adanya revolusi digital nanti, penggunaan daripada internet dan transformasi digital ini siap untuk digunakan bagi manusia dengan baik," ujar Mimi.
Penggunaan informasi secara digital atau yang dikenal melek digital di Indonesia diharapkan mampu menjadikan masyarakat yang kritis, kreatif, dan inovatif.
"Bagaimana kita mendapatkan suatu informasi, tapi informasi itu sudah terseleksi bahwa itu benar apa tidak," ungkapnya.
Ia berharap, melalui kegiatan ini ke depannya akan banyak masyarakat yang melek digital dan anak - anak mampu menggunakan elektronik untuk kegiatan yang baik.
"Harapan kita dengan adanya FGD ini terjadi peningkatan terhadap penggunaan digital untuk literasi yang diharapkan," harap Mimi.
Mimi juga menyampaikan, bahwa Dispersip se Riau sudah mempunyai library digital yaitu I-Riau, hal ini dibuat untuk membantu masyarakat membaca, mendapatkan informasi sesuai dengan perpustakaan adalah jendela dunia.*