Raja Yoserizal Zen Nilai Gubri Syamsuar Peduli Adat Budaya

Raja Yoserizal Zen Nilai Gubri Syamsuar Peduli Adat Budaya

3 September 2022
Kadisbud Riau, Raja Yoserizal Zen

Kadisbud Riau, Raja Yoserizal Zen

RIAU1.COM - Gubernur Riau, Syamsuar dinilai Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen sangat peduli dengan adat dan budaya yang ada di Provinsi Riau

Hal tersebut ia sampaikan ketika mewakili Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, saat menghadiri pengukuhan pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Tinggi Masyarakat Adat Republik Indonesia (LEMTARI) Provinsi Riau

Kepengurusan DPW Lemtari Riau masa bakti 2022-2025 dikukuhkan dan dilantik secara langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LEMTARI, Suhaili Husein Datuk Mudo di  Pekanbaru, Sabtu (03/09/2022).

Mengawali sambutannya, Raja Yoserizal mengatakan, atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Riau ia mengucapkan selamat telah dikukuhkannya DPW Lemtari Provinsi Riau yang diketuai oleh H.Sapaat yang bergelar Datuk Laksamano Mudo.

“Atas nama Pemerintah Provinsi Riau dan pribadi saya mengucapkan selamat telah dikukuhkannya DPW Lemtari Provinsi Riau masa bakti 2022-2025. Kami dari Dinas Kebudayaan tetap selalu memandang dan mendukung kemajuan masyarakat adat. Tentu apa yang dilakukan itu merupakan atas perintah Pak Gubernur,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Atuk Yos itu menjelaskan, Disbud Provinsi Riau telah melakukan pembinaan pada masyarakat adat. Sehingga, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia mencatat sebanyak 80 persen Warisan Budaya Takbenda (WBTb) di Provinsi Riau merupakan dari kearifan lokal dan masyarakat adat.

“Kami banyak melakukan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat adat. Dan itu sudah kami lakukan pembinaannya. Jadi pemerintah melalui Dirjen Kebudayaan telah mendata, tercatat warisan budaya tak benda dari Riau hampir 80% melalui masyarakat adat dan kearifan lokalnya,” jelasnya.

Ia menerangkan, pembinaan yang dilakukan tersebut telah menuaikan hasil. Sehingga kebiasaan masyarakat adat yang dibina bisa mendorong Pantun menjadi WBTb dari UNESCO. 

“Seperti yang sudah kami lakukan pembinaannya, satu kebiasaan masyarakat adat yang saat ini menjadi Warisan Budaya Takbenda yaitu pantun," ucap Atuk Yos. 

Dijelaskan dia, pada tahun 2020 lalu pantun Melayu Riau sudah dikenal sampai UNESCO. Namun, bukan Pantun yang sehari-hari didengar, melainkan pantun yang tertuang dari masyarakat adat dan kearifan lokal. 

Atuk Yos menegaskan, karena kepedulian Gubernur Riau akhirnya Pantun Riau masyarakat adat dan kearifan lokal bisa diakui menjadi WBTb UNESCO. 

"Pak Gubernur Riau satu-satunya kepala daerah yang menerima sertifikat Warisan Budaya Takbenda dari UNESCO," katanya. 

Kadisbud Provinsi Riau itu tidak setuju, jika ada yang mengatakan bahwa pemerintah daerah tidak peduli terhadap adat dan istiadat.

“Gubernur Riau satu-satunya gubernur yang menerima sertifikat Warisan Budaya Takbenda dari UNESCO. Makanya, saya sangat protes kalau dibilang kami dari Pemerintah Provinsi Riau tidak peduli terhadap adat dan istiadat," tuturnya.*