Pemberian makanan tambahan tekan angka stunting
RIAU1.COM - Stunting hingga kini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang dihadapi pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Stunting menjadi masalah, sehingga penting adanya pergerakan dari semua pihak untuk bergotong-royong dalam mencegah terjadinya stunting.
Hal itu disampaikan Ketua TP PKK Kabupaten Siak Rasidah Alfedri, dalam acara Penyuluhan Indonesia Bebas Stunting dan Pemberian Makan Tambahan (PMT) kepada 64 Balita untuk 3 bulan, di aula kantor Camat Tualang.
Rasidah menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan bantuan dari Badan Operasi Bersama (BOB) PT. BSP Pertamina Hulu, sehingga anak-anak kabupaten Siak tumbuh sehat dan cerdas serta terbebas dari stunting.
Ia berharap bantuan yang diberikan selama 3 bulan tersebut ada manfaatnya bagi balita di lokus stunting pada di wilayah kerja BOB, seperti di ring 1 kecamatan Sungai Apit dan Pusako, ring 2 di Kelurahan Mempura dan Kelurahan Perawang.
"Saya berharap bantuan ini ada manfaatnya untuk balita. Malu kita ya ibu-ibu, sudah banyak menerima bantuan jika tidak ada manfaatnya," kata Rasidah.
"Makannya setelah 3 bulan ke depan, saya minta para kader posyandu memantau perkembangan balita dan berharap semua balita yang menerima bantuan sudah tidak stunting lagi," sambung dia.
Disampaikannya, 64 balita yang menerima bantuan tersebut berasal dari, 45 anak dari Tualang, 9 dari Sungai Apit, 1 dari Pusako dan 9 dari Mempura. Kemudian untuk penyerahan hari ini untuk stok selama 2 minggu, dan sisa paketnya dititipkan di puskesmas masing-masing yang selanjutnya para kader posyandu membantu untuk menyerahkan kepada keluarga balita.
Menurut Rasidah, pemberian makanan tambahan ini harus setiap hari diberikan kepada balita, agar menjadi bahan nutrisi dan gizi bagi anak-anak balita.
Lebih lanjut mantan guru SMA 1 Sungai Apit ini mengatakan, jumlah balita stunting sebanyak 1.381 dari 33.745 balita se-Kabupaten Siak berdasarkan laporan EPPGBM bulan Juni. Berdasarkan SK Bupati Siak Nomor 387 terdapat 20 lokus stunting yang tersebar di 14 kecamatan. Jumlah balita penderita stunting terbanyak dari kecamatan Kandis, disusul kecamatan Tualang.
"Artinya jumlah penderita stunting di kabupaten Siak sebanyak 19% hasil SSGI (Survey Status Gizi Indonesia) tahun 2021. Jumlah itu baru yang tercatat ya, saya rasa masih banyak anak-anak kita yang tidak terdata, dan masih banyak ibu-ibu yang enggan untuk datang ke posyandu," ucapnya.
"Mudah-mudahan dengan kerjasama dari semua pihak, semua balita stunting di kabupaten Siak bisa diatasi," harap Rasidah.
Community Development Officer BOB, T. Hainun Jariah, berharap kegiatan itu berdampak pada perbaikan kesehatan balita, sehingga kedepannya menjadi generasi emas yang menjadi pelopor pembangunan nasional.
"Ini merupakan salah satu program CSR kami bekerjsama dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Siak untuk mengatasi permasalahan stunting di kabupaten Siak," sebut Hainun.
Kata dia, bantuan di wilayah operasional BOB dilaksanakan guna mewujudkan balita yang sehat dan tercukupkan gizinya sekaligus sebagai upaya untuk berpartisipasi dalam program intervensi pengurangan angka stunting nasional.
Bantuan paket PMT terdiri dari susu, biskuit dan vitamin diserahkan secara simbolis oleh Ketua TP PKK kabupaten Siak, Perwakilan manajemen BOB, Ketua PKK Kecamatan Tualang, Narasumber penyuluhan stunting dan staf BOB.*